
SUARAMUDA, SEMARANG — Di penghujung tahun 2024 ini, FKUB Kota Semarang menyambangi kelompok-kelompok rentan yang ada di Kota Semarang. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang Drs.KH Mustam Aji, MM mengatakan ada tiga kelompok yang dikunjunginya.
“Ada tiga kelompok yang dikunjungi yaitu Jemaat Ahmadiyah, Saksi Anak Jehova dan Forum Umat Islam Semarang (FUIS), “tutur KH.Mustam Aji, saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi Perijinan Rumah Ibadat di Aula Kantor Kecamatan Semarang Timur, Kamis (19/12/2024).
Kiai Mustam, sapaan Ketua FKUB Kota Semarang menuturkan, dalam satu pekan pihaknya nengunjungi tiga kelompok rentan tersebut. “Dalam seminggu ini kami menyambanginya, “tandasnya.
Ia menuturkan, kunjungan kepada ormas-ormas keagamaan di Kota Semarang merupakan program yang telah teragenda rutin dalam setiap tahunnya. Dan untuk tahun 2024, kunjungan FKUB difokuskan bagi ormas yang teridentifikasi sebagai kelompok rentan.
“Kegiatan mengunjungi ormas-ormas keagamaan sebenarnya telah menjadi program atau agenda rutin FKUB setiap tahun. Untuk tahun ini, khususnya, kami mengunjungi tiga ormas atau kelompok yang cenderung rentan, baik itu rentan menjadi korban diskriminasi, korban stigmatisasi maupun rentan intoleransi, “jelas tokoh yang ikut mempelopori terbentuknya FKUB ini di Kota Semarang sejak 2007.
Modifikasi dari Program Tampung Aspirasi
Senada dengan pernyataan tersebut, Sekretaris FKUB Kota Semarang Syarif Hidayatullah menambahkan bahwa program ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari Program Tampung Aspirasi.
“Program ini meskipun sama-sama menampung aspirasi namun berbeda pelaksanaannya. Kalau sebelumnya berwujud Rapat Koordinasi Ormas Keagamaan yang dihadiri oleh 30 ormas di Hotel Grasia pada Bulan Agustus kemarin, pada kali ini kami menjemput bola ke lokasi atau sekretariat atau rumah ibadat kelompok tersebut, “jelas Syarif.
Ia menambahkan, program kunjungan yang belum lama dilakukan ini setidaknya untuk menerima masukan dan saran dari kelompok-kelompok agama yang ada di wilayah Kota Semarang.
“Tujuan menjemput bola ini adalah untuk menerima masukan, curhatan, kritikan atau usulan dari kelompok tersebut secara lebih vulgar, bebas dan leluasa karena disampaikan di ‘markas” mereka sendiri, “imbuh figur yang juga berprofesi sebagai Penyuluh Agama Islam di Kemenag Kota Semarang ini.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua I yang juga tokoh Katolik Kota Semarang, Yoseph Edy Riyanto, menerangkan bahwa adanya kunjungan atau silaturahmi kepada kelompok rentan ini diharapkan dapat menumbuhkan empati dan mengurai berbagai kemungkinan terkait permasalahan serta kesalahpahaman selama ini.
Tumbuhkan Empati dan Kasih Sayang
Lebih lanjut, Yoseph Edy juga menambahkan, kegiatan ini didedikasi untuk menumbuhkan rasa kasih sayang sesama umat beragama dan merasa diperhatikan oleh pemerintah.
“Dengan kehadiran kami ini, mereka merasakan bahwa benar-benar negara hadir dan siap untuk menampung curhatan, siap mengurai dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang mungkin diendap selama ini, “ungkapnya.
Ia juga menceritakan hasil ‘curhatan’ jamaah Ahmadiyah Kota Semarang yang mengambil studi kasus di Kuningan Jawa Barat.
“Ketika di Masjid Nusrat Jahan yang terletak di Jl. Erlangga Raya Semarang yang merupakan rumah ibadat satu-satunya Ahmadiyah di Kota Semarang pada Jum’at (13/12/2024), kami menerima banyak curhatan terkait pelarangan mengadakan Jalsah Salanah di Desa Manislor Kabupaten Kuningan Jawa Barat beberapa waktu yang lalu sehari sebelum pelaksanaan setelah menghabiskan milyaran dalam persiapannya, “terang Yosef Edy.
“Sementara itu di Balai Kerajaan Saksi Anak Jehova di Jl. Suratmo pada Senin (16/12/2024), kami dapat keterangan sebagai bentuk konfirmasi atas sitgma negatif dari masyarakat terkait haluan kebangsaannya, “imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Yosef Edy juga menjelaskan hasil kunjungannya dari Forum Umat Islam Semarang pada Rabu (18/12/2024).
“Kemudian selanjutnya, saat kami berkunjung ke markas FUIS, yang selama ini dianggap cenderung sebagai kelompok intoleran dan kerap memprotes kegiatan Asyuro dari umat Syiah serta mengkontrol gerakan yang mengarah pada pemurtadan, kami mendapat banyak masukan dan curhatan agar situasi kondusif menjelang Natal dan Tahun Baru 2025 ini agar tetap terkendali, “tutupnya.
Pada prinsipnya kegiatan menyambangi kelompok rentan ini adalah sebagai upaya FKUB untuk tetap menjaga suasana kondusif dan menjaga toleransi, mempersempit diskriminasi, mengkonfirmasi stigmatisasi dan mengurangi kecenderungan munculnya tindak intoleransi di Kota Semarang. (Sy)