suaramuda

Fenomema Gen Z dan Transformasi dalam Dunia Kerja

Nur Rahmada Safitri, mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang

SUARAMUDA, SEMARANG – Kelompok Generasi Z—yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012—sejatinya tak sekadar generasi baru yang saat ini sedang memasuki dunia kerja.

Lebih dari itu, sesungguhnya mereka adalah agen perubahan yang membawa paradigma baru, membongkar struktur tradisional, dan mendefinisikan ulang makna produktivitas, keseimbangan hidup, dan kesuksesan profesional.

Seiring dengan perkembangan zaman, karakteristik unik yang dibentuk dari semakin canggihnya teknologi (digital), pengalaman global, dan kesadaran sosial yang tinggi, disadaei atau tidak kelompok Gen Z ini sedang menggeser lanskap profesional menuju arah yang lebih inklusif, fleksibel dan lebih bermakna.

Karakteristik unik dalam dunia kerja

suaramuda

Kelompok sosial yang tumbuh di era digital yang sarat akan perkembangan teknologi dan informasi, mereka adalah generasi pertama yang benar-benar asli digital, tampak terbiasa dengan perubahan cepat dan konektivitas global.

Ilustrasi Gen Z, sumber: pinterest

Karakteristik utama mereka di tempat kerja mencakup beberapa hal mendasar. Pertama, mereka sangat menghargai fleksibilitas. Konsep bekerja dari 9 hingga 5 di kantor tradisional hampir tidak relevan lagi bagi mereka.

Rata-rata anak-anak Gen Z lebih menginginkan kebebasan untuk bekerja dari mana pun, kapan pun, dengan syarat target tercapai.

Bahkan, model kerja jarak jauh (remote working) dan jam kerja fleksibel bukan sekadar tren, melainkan sudah menjadi kebutuhan.

Kedua, Gen Z sangat peduli dengan isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka tidak hanya ingin bekerja untuk mendapatkan gaji, tetapi juga ingin berkontribusi pada perubahan positif.

Jika penilaian ini benar, maka akan ada banyak perusahaan yang memiliki misi sosial, berkelanjutan, dan memperhatikan tanggung jawab lingkungan akan lebih menarik bagi mereka.

Generasi yang tumbuh bersama internet dan media sosial ini memiliki keunggulan komparatif yang signifikan dalam mengadaptasi teknologi terkini.

Bagi mereka, teknologi bukan hanya sekadar alat, melainkan ekosistem yang memungkinkan kolaborasi lintas batas, inovasi berkelanjutan, dan fleksibilitas kerja yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kemampuan mereka untuk dengan cepat beradaptasi dengan platform digital, kecerdasan artifisial, dan teknologi baru menjadikan mereka sebagai aset strategis bagi perusahaan yang ingin tetap kompetitif.

Mereka juga tidak hanya mahir menggunakan teknologi, namun juga mampu berpikir kritis tentang implikasi etis dan sosial dari setiap inovasi teknologis.

Fleksibilitas kerja: lebih dari sekadar tren

Konsep kerja tradisional dengan jam kerja ‘sembilan ke lima’ di kantor sudah tidak lagi relevan bagi Gen Z. Mereka menganggpnya usang, dan membosankan.

Sebalilnya, mereka justru menuntut fleksibilitas yang memungkinkan mereka mengintegrasikan pekerjaan dengan kehidupan pribadi secara harmonis.

Sistem kerja jarak jauh (remote work), jadwal fleksibel, dan pengukuran kinerja berbasis hasil menjadi preferensi mereka.

Di era pandemi COVID-19 lalu, misalnya, era yang saat iti dianggap telah mempercepat transformasi ini bahkan mampu membuktikan bahwa produktivitas tidak bergantung pada kehadiran fisik di kantor. Gen Z tidak hanya menerima perubahan ini, tapi mereka adalah arsitek utamanya.

Apalagi generasi ini memiliki pandangan yang jauh lebih holistik tentang pekerjaan. Bagi mereka, penghasilan bukanlah satu-satunya motivasi.

Ilustrasi Gen Z, sumber: pinterest

Mereka mencari organisasi yang memiliki misi sosial yang jelas, menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan, keberagaman, dan keadilan sosial.

Perusahaan yang tidak mampu menunjukkan tanggung jawab sosial dan lingkungan akan sulit menarik bakat Gen Z.

Mereka menginginkan tempat kerja yang tidak sekadar menghasilkan keuntungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan planet.

Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z dewasa ini tidak lagi terpaku pada konsep karier linear. Mereka justru lebih tertarik pada kewirausahaan, ekonomi kreatif, dan penciptaan nilai yang inovatif.

Oleh karenanya, platform-platform digital sangat memungkinkan mereka untuk menciptakan bisnis, menjadi konten kreator, atau bekerja sebagai freelancer dengan jangkauan global.

Kemampuan mereka untuk berdiversifikasi dalam keterampilan dan cepat beralih antara proyek membuat mereka sangat adaptif dalam ekonomi yang berubah dengan cepat.

Meskipun membawa angin perubahan, Gen Z juga menghadapi tantangan unik. Tekanan ekonomi, ketidakpastian pasar kerja, dan kompleksitas teknologi menuntut mereka terpacu untuk terus belajar dan beradaptasi.

Namun, keunggulan mereka dalam multitasking, pemikiran kritis, dan kemampuan jaringan digital menjadi modal berharga. Mereka tidak hanya bertahan, tetapi mampu merevolusi struktur kerja yang ada.

Generasi ini sangat menghargai pembelajaran berkelanjutan. Perusahaan yang menawarkan program pengembangan keterampilan, mentorship, dan jalur karier yang jelas akan menjadi pilihan utama Gen Z.

Ingat, mereka (Gen Z) tidak hanya ingin “sekadar bekerja”, tetapi ingin tumbuh, berkontribusi, dan membuat perubahan nyata. (Red)

Penulis: Nur Rahmada Safitri, mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang, tinggal di Jakarta Selatan

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo