suaramuda

Bolehkah Muslim Ucapkan Selamat Hari Natal? Begini Jawaban Cerdas Gus Baha

Ilustrasi perayaan Natal, sumber gambar: pinterest

SUARAMUDA, SEMARANG –Perayaan hari Natal yang penuh sukacita sering kali menjadi titik perdebatan di kalangan umat Muslim, terutama mengenai apakah sah bagi seorang Muslim untuk mengucapkan “Selamat Hari Natal” kepada mereka yang merayakan?

Dalam masyarakat yang semakin plural dan saling menghargai seperti Indonesia, pertanyaan ini kerap muncul mengingat pentingnya toleransi antarumat beragama. Lalu, bagaimana pandangan para ulama mengenai hal ini?

Salah satu ulama cerdas yang sangat dikagumi, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) turut bersuara. Dikenal dengan pendekatannya yang bijaksana dan moderat dalam berdakwah, Gus Baha mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan nilai kasih sayang dan toleransi.

Dalam banyak ceramahnya, beliau menekankan pentingnya menjalin hubungan baik dengan siapa pun tanpa memandang agama, sebagai wujud ajaran Islam yang “rahmatan lil alamin”—rahmat bagi seluruh alam.

suaramuda

Menurut Gus Baha, mengucapkan “Selamat Hari Natal” kepada umat Kristen tidaklah berarti mengakui agamanya, tetapi justru sebuah ungkapan hormat terhadap sesama umat manusia yang juga berhak merayakan hari besar agamanya.

Gus Baha dengan tegas menyatakan, “mengucapkan selamat pada hari raya agama lain bukan berarti kita mengakui agama mereka, tetapi kita menghargai mereka sebagai manusia yang memiliki hak untuk merayakan keyakinannya.”

Pandangan ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk hidup berdampingan dengan damai, saling menghargai, dan mempererat tali persaudaraan tanpa mengorbankan keyakinan agama masing-masing.

Ilustrasi ucapan Natal, sumber: pinterest

Pandangan Al Qur’an

Di dalam Al-Qur’an, Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap siapapun termasuk non-Muslim, terutama mereka yang tidak memusuhi umat Islam.

Dalam surat Al-Mumtahanah (60:8), Allah SWT berfirman: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

Ayat ini menguatkan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa berlaku adil dan baik kepada siapa saja, termasuk mereka yang berbeda agama.

Jadi, mengucapkan “Selamat Hari Natal” bukanlah suatu pelanggaran, selama ucapan tersebut tidak terkait dengan dukungan terhadap ajaran agama yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tauhid dalam Islam.

Gus Baha menjelaskan bahwa ucapan tersebut lebih kepada bentuk akhlak baik dalam membina hubungan sosial dan mempererat ukhuwah Islamiyah dengan sesama umat manusia.

Sejalan dengan Pendapat Ulama Besar

Pendapat Gus Baha ini sejalan dengan pemikiran sejumlah ulama besar yang menekankan pentingnya saling menghormati antar umat beragama. Ulama fikih terkemuka seperti al-Imam al-Nawawi juga menyatakan bahwa tidak ada masalah dalam mengucapkan selamat pada hari raya agama lain, asalkan tidak mengandung unsur syirik atau dukungan terhadap ajaran yang bertentangan dengan Islam.

Pendapat ini menggarisbawahi bahwa Islam tidak melarang umatnya untuk berinteraksi dengan baik dan saling memberikan ucapan selamat kepada orang lain, termasuk pada perayaan agama mereka.

Gus Baha sering kali menegaskan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk tidak hanya menjaga hubungan baik dengan sesama Muslim, tetapi juga dengan umat beragama lain.

Dalam dunia yang semakin terkoneksi ini, sikap saling menghargai dan toleransi menjadi nilai yang sangat penting. “Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam,” kata Gus Baha, “Toleransi bukan hanya sekadar sikap, tetapi bagian dari ajaran yang seharusnya menjadi teladan dalam kehidupan kita.”

Bentuk Toleransi

Berdasarkan pandangan Gus Baha, mengucapkan “Selamat Hari Natal” kepada mereka yang merayakan adalah bentuk penghargaan dan toleransi, serta merupakan bagian dari akhlak yang baik dalam menjalin hubungan antarumat beragama.

Islam tidak melarang umatnya untuk menunjukkan kasih sayang dan saling memberi ucapan selamat, selama tidak ada unsur dukungan terhadap ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang selalu mengedepankan kedamaian, kasih sayang, dan persaudaraan di tengah keragaman.

Gus Baha mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh umat manusia, dan salah satu bentuk nyata dari rahmat tersebut adalah sikap saling menghargai antar umat beragama.

Dengan demikian, mengucapkan “Selamat Hari Natal” bukan hanya sebuah ungkapan sederhana, tetapi juga refleksi dari ajaran Islam yang mendalam tentang toleransi dan persatuan dalam keberagaman. (Red)

Penulis: Asrof Farouq Farizzi

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo