
SUARAMUDA, KOTA SEMARANG — Berdasarkan hasil perhitungan cepat (quick count) Lembaga Survei Indonesia (LSI), Rabu (27/11/2024), pukul 15.00 WIB paslon nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin, unggul 59,38 persen.
Sementara itu, pasangan nomor urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, mendapat 40,62 persen suara. Perolehan suara tersebut berdasarkan data penghitungan yang masuk sebesar 100 persen dari total 400 TPS sampel.
Perlu diketahui, hasil quick count ini bukanlah hasil resmi Pilgub Jateng 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis (28/11/ 2024) hingga Senin (16/12/2024) depan.
Raih 40% Suara itu Luar Biasa!
Meski demikian, mengamati hasil perhitungan cepat LSI dan tentunya juga lembaga-lembaga survei lain, Kelompok Diskusi Alfa Institute menyebut bahwa perolehan Paslon 1 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi) sudah luar biasa.
“Di tengah gempuran dan kepungan lawan, yakni paslon 2, yang didukung partai-partai KIM plus, ditambah endorsesment Prabowo serta cawe-cawe mantan Presiden Jokowi itu udah bagus. Luar biasa!, “kata DT. Atmaja, founder Kelompok Diskusi Alfa Institute.
Ia kemudian membandingkan perolehan paslon 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin, yang hanya unggul di sekitaran 59,38 persen.
Dengan dukungan 15 parpol, lalu sokongan luar biasa dari para tokoh pendukung KIM, ditambah kelompok Islam (non partai) dan hanya meraih 50 persen itu dinilainya sebagai perolehan yang kecil. “Menang, tapi kurang sukses, “ujarnya.
Sebagai informasi, parpol yang tergabung dalam KIM plus antara lain PKB, Gerindra, Demokrat, Golkar, Nasdem, PKS, PAN, PPP. Lalu, PSI, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Garuda, PBB, Perindo, dan Prima (Kompas, 7/9/2024).
“Ibarat sumbangan suara, lalu berapa jumlah prosentase dukungan tiap-tiap parpol? Wong ini partainya ada 15. Masih ditambah suara dari kelompok silent majority, ada yang anti Banteng. Atau mereka dari kelompok-kelompok pemilih yang mengusung slogan “penting calon dari NU” atau mengatakan dirinya santri?, “ujarnya.
Hasil pengamatan Alfa Institute justru meragukan kemampuan kerja mesin politik parpol pendukung Ahmad Luthfi-Taj Yasin. “Ya harusnya 75-80 persen suara untuk paslon 2, jika mesin parpol tak ada problem, “imbuhnya.
Pilgub Rasa Pilpres 2024
Sementara itu, analis politik dari Universitas Diponegoro, Dr. Nur Hidayat Sardini atau akrab disapa NHS mengatakan Pilgub Jawa Tengah masih menggambarkan bagaimana pertarungan yang belum selesai antara Jokowi versus Megawati.
Dilansir BBC (11/11/2024), NHS mengungkap ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pilkada secara umum. Dia katakan, khususnya di Pilgub Jateng, adalah rekam jejak para calon, jaringan pada pemerintahan pusat, jumlah gabungan partai politik, figur pendukung, dan siasat memanfaatkan peluang.
“Pemborongan partai politik yang mengerucut pada satu dukungan itu akan memperbesar peluang untuk calon atau paslon (dalam) memenangkan pilkada,” tambah NHS.
Meski dalam analis lainnya menyebut tidak ada jaminan koalisi besar mampu memenangkan pertarungan. Namun NHS menilai PDIP masih harus mengejar ketertinggalan dari KIM Plus dalam memenangkan Pilgub Jateng.
Alasannya, Luthfi yang disokong KIM Plus sudah memulainya sejak lebih dini saat menjabat Kapolda Jateng beberapa waktu lalu.
Ia juga menilai, PDIP tidak memanfaatkan diri sebagai juara pemilu legislatif. Sikap partai banteng juga kurang tegas posisinya, apakah berada dalam pemerintahan atau oposisi.
“PDIP di Jawa Tengah ini sebagai simbol kandang banteng, juga tidak dimanfaatkan dengan misalnya mengambil inisiasi-inisiasi tertentu supaya dia memenangkan wacana”
“Ketika wacana saja tidak bisa dimenangkan, maka kemudian juga sulit bagi mereka (PDIP) untuk memenangkan dengan konotasi bahwa mereka sebagai simbol dari oposisi apalagi representasi oposisi,” imbuh NHS.
Meski begitu, NHS (waktu itu) mengatakan tetap ada peluang bagi PDIP mengejar ketertinggalan. Meski kini, hasilnya masih tak sesuai harapan pendukung palson 1 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, dan tentunya juga PDIP. (Red)