suaramuda

NTB dalam Krisis: Pernikahan Dini, Kekerasan Seksual, Narkoba, dan HIV Merenggut Masa Depan Generasi Muda

Al Muhaemin, Presiden Mahasiswa Politeknik Medica Farma Husada Mataram 2023

Oleh: Al Muhaemin*)

SUARAMUDA, KOTA SEMARANG — Kasus pernikahan dini, kekerasan seksual, narkoba dan HIV di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi tantangan serius yang berdampak pada kesejahteraan dan masa depan generasi muda.

Fenomena pernikahan dini di NTB bahkan menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia, yakni mencapai 17,32% pada 2023 dan lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional 6,92%​.

Pernikahan dini bukan hanya berakar pada budaya dan tradisi, tetapi juga sering kali didorong oleh norma-norma sosial yang menganggap anak perempuan sebaiknya menikah jika ditemukan keluar malam atau berhubungan dengan laki-laki tanpa pendamping.

suaramuda

Akibatnya, banyak anak perempuan terjebak dalam pernikahan yang terlalu dini, berpotensi memicu masalah kesehatan fisik, mental, dan hilangnya kesempatan pendidikan.

Pernikahan dini sering berhubungan erat dengan kekerasan seksual. Di usia muda, banyak anak yang belum siap menghadapi tekanan peran sebagai pasangan.

Berdasarkan data dari Komnas Perempuan, kekerasan dalam rumah tangga meningkat, dan anak-anak yang menikah dini berisiko tinggi mengalami kekerasan dari pasangan mereka.

Banyak dari mereka yang tidak berdaya, memilih bertahan karena norma sosial atau tidak tahu cara mencari bantuan. Dalam kasus-kasus tertentu, ketakutan akan stigma membuat korban kekerasan seksual lebih memilih diam, yang berakibat pada semakin sulitnya data akurat untuk menggambarkan situasi ini di NTB.​

Selain itu, penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja di NTB meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan meningkatnya peredaran narkoba jenis sabu dan ganja, banyak remaja yang terjerumus pada penyalahgunaan zat tersebut.

Lingkungan dan pergaulan jadi pemicu utama

Banyak anak muda mulai mencoba narkoba karena ajakan teman atau sekadar untuk ‘eksplorasi’. Namun, dampak buruknya dapat menghancurkan masa depan mereka secara fisik dan mental.

Pemerintah NTB telah berupaya melakukan sosialisasi dan rehabilitasi, terutama di sekolah-sekolah dan komunitas anak muda, tetapi tantangan untuk memutus rantai penyalahgunaan narkoba ini masih sangat besar.

Ancaman lain yang kini mengintai generasi muda di NTB adalah penyebaran HIV, yang sebagian besar disebabkan oleh penggunaan jarum suntik dalam kasus penyalahgunaan narkoba dan hubungan seksual tanpa perlindungan.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus HIV di NTB dalam beberapa tahun terakhir​. Meski program edukasi dan peningkatan akses layanan kesehatan reproduksi telah dilaksanakan, banyak masyarakat yang masih memiliki stigma negatif terhadap HIV/AIDS. Ini membuat banyak orang enggan memeriksakan diri atau mencari pengobatan.

Menghadapi tantangan ini, Pemerintah Provinsi NTB telah mengeluarkan berbagai kebijakan, termasuk Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun 2023, untuk mencegah pernikahan dini hingga tahun 2026.

Inisiatif ini juga melibatkan tokoh agama dan masyarakat dalam memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat tentang dampak pernikahan dini. Sosialisasi kesehatan reproduksi juga dilakukan untuk menekan penyebaran HIV/AIDS.

Selain itu, program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) telah dilaksanakan, yang melibatkan masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat untuk menekan angka kekerasan seksual serta memberikan perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak.

Sinergi dengan stakeholders

Ke depan, NTB memerlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif bagi generasi muda.

Edukasi tentang bahaya pernikahan dini, kekerasan seksual, narkoba, dan HIV harus dimulai sejak usia dini agar anak-anak memiliki pemahaman yang baik tentang risiko yang ada di sekitar mereka.

Peran keluarga juga sangat penting dalam memberikan pendidikan dasar ini, terutama mengenai pentingnya kesehatan reproduksi dan pengenalan terhadap risiko penyalahgunaan narkoba.

Dengan menggabungkan pendekatan edukasi, sosialisasi, dan rehabilitasi yang melibatkan komunitas, NTB dapat memutus rantai masalah sosial ini dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak muda untuk meraih masa depan yang cerah.

Kerja sama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci untuk membangun lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi generasi muda di NTB. (Red)

*) Al Muhaemin, Pj. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Medica Farma Husada 2024

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo