
Oleh: Angel, Nicholas dan Rafael*)
SUARAMUDA, YOGYAKARTA – Sosial media memiliki peran penting sebagai wadah komunikasi dan sumber informasi antar individu maupun kelompok. Perkembangan teknologi ini menjadi bentuk nyata globalisasi.
Dimana manusia dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi antar satu sama lain. Dan platform ini membantu sektor ekonomi karena membuka banyak lapangan kerja baru yang bermanfaat bagi perekonomian, seperti online shop, Gojek, Grab, dan lainnya.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguna sosial media terbanyak seharusnya dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan sektor ekonomi dan penyaluran informasi baru seperti berita luar maupun dalam negeri.
Tren Pengguna Internet
Selain itu media sosial juga bisa digunakan sebagai media promosi, melalui fitur-fitur yang ditawarkannya. Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024, jumlah pengguna internet mencapai 221,56 juta orang.
Sebelumnya, pada periode 2022-2023, jumlah pengguna internet diangka 215,63 juta, meningkat 2,67% dari periode 2021-2022 yang mencatat 210,03 juta pengguna.
Platform yang paling populer digunakan adalah Youtube dengan 139 juta pengguna (53,8% dari populasi), Instagram dengan 122 juta pengguna (47,3% dari populasi), dan Facebook dengan 118 juta pengguna (45,9% dari populasi).
Seiring bertambahnya penggunaan internet ini bukan membuat masyarakat cenderung positif, namun sebaliknya. Banyak masyarakat yang pengguna aktif di media sosial, tetapi tidak mengetahui berita yang sedang trending atau sedang dibicarakan saat ini.
Hal ini disebabkan karena anak muda lebih sering menghabiskan waktu untuk update keseharian mereka ataupun sekedar untuk hiburan. Kompas.com (12/7/2012) menyebut, biasanya orang yang sering nge-tweet itu adalah orang yang tidak punya pekerjaan, kurang kerjaan. Lebih sering untuk update yang tidak produktif.
Memang tidak ada salahnya untuk menggunakan media sosial sebagai sarana hiburan. Namun harus kita ingat, media sosial bukan hanya untuk hiburan semata. Tapi sebagai sarana untuk mengetahui informasi atau berita yang sedang terjadi saat ini. Agar informasi-informasi tersebut bisa menjadi pengetahuan baru bagi diri kita.
Fenomena Pengguna Medsos
Parahnya, karakter masyarakat Indonesia dalam menggunakan sosial media justru berbuah disinformasidisinformasi. Sebagai contoh, banyaknya berita hoaks yang menjebak, kurangnya pengetahuan umum mengenai berita luar maupun dalam negeri (ketertinggalan informasi), cancel culture yang mengikuti arus tren dan lainnya.
Penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat memberikan dampak negatif terhadap penggunanya, berupa kecanduan internet. Dari hasil survey yang dilakukan oleh APJII penetrasi pengguna internet terus bertambah secara signifikan hingga mencapai 73.7% dari populasi.
Indonesia perlu mendorong masyarakat untuk lebih bisa membagi waktu mereka dalam menggunakan media sosial. Ada saatnya mereka ber-medsos untuk hiburan, tapi juga waktunya untuk kebutuhan mengakses informasi atau pengetahuan baru.
Di sisi lain, perkembangan teknologi yang terus meningkat menimbulkan beberapa dampak negatif. Salah satu kasus yang menunjukkan dampak negatif dari penggunaan media sosial adalah kasus Buni Yani berupa pencemaran nama baik atas Basuki Thahja Purnama (Ahok) dalam kasus penistaan agama (Islam).
Esensi Penggunaan Media Sosial
Jika dicermati secara serius, kecanggihan teknologi sejatinya memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam beberapa sektor seperti ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dengan baik dan meningkatkan kemajuan.
Seyogyanya, masyarakat harus sadar sudah saatnya perkembangan teknologi yang pesat ini digunakan untuk mengembangkan diri, meningkatkan kualitas hidup dan sarana mendapatkan informasi.
Mereka juga penting memiliki kesadaran tinggi akan etika dalam bermedia sosial. Membedakan mana informasi yang valid dan yang tidak, agar perkembangan ini tidak menjadi sia-sia dan malah memberikan pengaruh buruk.
Hematnya, masyarakat perlu lebih bijak dalam bermedsos dan menerima kemajuan teknologi secara keseluruhan. Menggunakan hanya dengan sesuka hati akan menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain.
Pemerintah juga perlu meningkatkan pemahaman akan pentingnya bermedsos untuk kebutuhan strategis terutama dibidang ekonomi dan pendidikan. (Red)
*) Penulis: Angel, Nicholas dan Rafael, Pelajar SMA Kolese Gonzaga Jakarta