![Mantab! Sepanjang 2023, Nilai Investasi di Jateng Tembus Rp88,4 Triliun](https://suaramuda.net/wp-content/uploads/2025/01/32113c64547779b6aedcb904ae6decc7.jpg)
Semarang, SUARAMUDA –
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus, menyampaikan pandangan mendalam terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Dalam program Gethok Tular Demokrasi yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah pada Rabu (27/11), Gus Mus menegaskan pentingnya menjadikan pilkada sebagai ajang demokrasi yang damai dan menggembirakan.
“Kita sudah terbiasa, masyarakat sudah biasa, ini sudah berkali-kali, datang ke TPS nyoblos pilihannya,” ujar Gus Mus melalui kanal YouTube KPU Jateng.
Menurutnya, pilkada sebagai pesta demokrasi semestinya dipenuhi kegembiraan, bukan konflik yang memecah belah masyarakat.
Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin ini juga menyoroti pentingnya kampanye dan debat kandidat sebagai sarana masyarakat mengenal calon pemimpin mereka.
“Makanya ada kampanye, debat kandidat, itu untuk menunjukkan kepada masyarakat apa sebenarnya program dan visi para calon ini,” jelasnya.
Pesta Demokrasi, Bukan Ajang Permusuhan
Dalam acara tersebut, anggota KPU Jawa Tengah, Muhsin Aisha, memperkenalkan tagline Pilkada 2024: Luwih Bejik, Luwih Nyenengke. Ia meminta pandangan Gus Mus terkait penyelenggaraan pilkada dalam perspektif budaya dan agama.
Gus Mus menegaskan, pilkada adalah pesta rakyat yang harus membawa kegembiraan. “Pesta rakyat, yang namanya pesta, harus menggembirakan. Rakyat harus gembira,” tegasnya. Ia juga berpesan kepada para kandidat agar tidak membeda-bedakan rakyat setelah terpilih.
“Yang memilih ini adalah rakyatnya semua, baik yang memilih dia maupun kandidat lain,” tambah Gus Mus.
Ia juga menekankan pentingnya menghindari konflik berkepanjangan akibat perbedaan pilihan. “Mereka mungkin ramai sebentar, setelahnya guyup lagi. Kalau sampai kerengan (permusuhan berkepanjangan), itu zaman kuno,” ungkapnya.
Pesan untuk KPU dan Masyarakat
Menutup pandangannya, Gus Mus berpesan kepada KPU Jawa Tengah agar terus mengedukasi masyarakat untuk menjaga pilkada dari praktik negatif, seperti kampanye hitam.
“Pujilah pilihan milik sendiri setinggi langit, tidak masalah, asal tidak menghujat pilihan orang lain,” katanya.
Ia menganalogikan sikap tersebut seperti memuji pasangan sendiri tanpa merendahkan pasangan orang lain. Pesan Gus Mus mencerminkan harapan agar pilkada menjadi ajang demokrasi yang mendewasakan dan memperkuat persatuan bangsa.
Melalui pemikiran-pemikiran tersebut, Gus Mus kembali menunjukkan kebijaksanaannya sebagai tokoh bangsa yang terus menyerukan kedamaian dan keharmonisan dalam keberagaman.