promo

Bukan Kurikulum Baru, Begini Penjelasan ‘Deep Learning Ful-ful’ ala Menteri Abdul Mu’ti

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti saat wawancara dengan wartawan/ foto: pinterest

SUARAMUDA, JAKARTA – Belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan istilah baru, utamanya dalam dunia pendidikan. Ya, istilah itu adalah “Deep Learning ful-ful” yang dikemukakan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti.

Seperti dijelaskan Abdul Mu’ti, “Deep Learning ful-ful” adalah sebuah pendekatan belajar. Jadi, bukan kurikulum baru yang nantinya akan menjadi pengganti Kurikulum Merdeka.

“Deep learning itu bukan kurikulum. Deep learning itu pendekatan belajar. Termasuk full-full juga bukan kurikulum,” kata Mu’ti seperti dilansir detikEdu, Jumat (8/11/2024).

Belum Ada Keputusan Ganti Kurikulum

Promo

Pihaknya menegaskan hingga saat ini belum ada keputusan perubahan kurikulum. Mu’ti dan Kemendikdasmen tengah mengkaji lebih dalam dan mengumpulkan masukan dari banyak pihak terkait Kurikulum Merdeka.

“Belum ada keputusan soal itu (mengubah kurikulum Merdeka Belajar), yang saya sampaikan pendekatan belajarnya (deep learning),” sambungnya.

Contoh Pendekatan Deep Learning Ful-ful

Dalam kamus Cambridge, deep learning adalah cara lengkap untuk mempelajari sesuatu yang berarti seseorang sepenuhnya memahaminya dan tidak akan melupakannya.

Artinya, deep learning diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang mendalam bagi siswa. Selain itu, deep learning ditujukan untuk memberikan perhatian penuh dan lebih bermakna.

Adapun deep learning ful-ful (mindful, meaningful, dan joyful), menurut Mu’ti akan menjadi metode yang ringan bagi siswa. Sesuai kepanjangannya, deep learning ful-ful mengajak siswa belajar secara lebih sadar (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful).

Contoh kegiatan pembelajaran deep learning tak akan lepas dari tiga unsur tersebut. Mu’ti berharap deep learning ful-ful bisa membuat guru berimprovisasi dalam mengajar sehingga siswa pun bisa ikut berkembang pikirannya.

Manfaat Pendekatan Deep Learning

Graham McPhail, Profesor di Sekolah Kurikulum dan Pedagogi The University of Auckland dalam artikelnya menjelaskan tentang model desain kurikulum yang dapat memperluas ide. Ia menyebut deep learning sebagai salah satu contoh turunannya.

Pembelajaran mendalam atau deep learning mulai muncul dan dikenal pada abad ke-21 ini. Deep learning bermanfaat untuk menantang dan memotivasi siswa supaya memahami masalah-masalah di dunia nyata.

Secara lebih luas, deep learning mampu menumbuhkan perasaan yang kuat pada siswa, kreativitas, kemampuan sosial, dan pemahaman akan berbagai nilai. Dengan demikian, tujuan utama dari deep learning ini adalah membuat siswa berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah.

“Pembelajaran mendalam juga melibatkan pemahaman dan pemanfaatan hubungan antara konsep dan pengetahuan prosedural dengan mampu menerapkan konseptual pengetahuan dalam konteks baru,” tulis makalah tersebut.

Sebagai informasi tambahan, pendekatan deep learning ful-ful ini mencuat ke publik setelah Ketua Umum Matematika Nusantara, Moch Fatkoer Rohman mengunggah postingan di Instagram.

Dalam unggahannya, terlihat Mu’ti menjelaskan soal bahwa pembelajaran siswa harus ringan tetapi tetap mendalam. Kemudian, ia menyebutnya sebagai pembelajaran deep learning.

Setelah pembelajaran deep learning diterapkan, konsep selanjutnya adalah mindful, meaningful, dan joyful. Dengan konsep tersebut, deep learning akan menjadi lebih ringan bagi siswa.

Mu’ti pun menyingkatnya menjadi kurikulum ful-ful. Istilah tersebut kemudian meluas ke publik dan menarik rasa penasaran banyak orang. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo