
SUARAMUDA, DAMASKUS, SURIAH – Webinar bertajuk “Jangan Cuma Bangga Jadi Santri, Tapi Jadilah Santri yang Membanggakan” yang diselenggarakan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Suriah menjadi salah satu kegiatan yang menarik untuk disimak.
Apalagi, webinar tersebut digelar dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional 2024. Dan kerennya lagi, webinar yang berlangsung pada Sabtu (2/12024) pukul 15.00 waktu Suriah ini mengundang Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A. (Hons), Ph.D., yakni seorang akademisi sekaligus dosen tetap Hukum Syariah Islam di Melbourne University.
Jelas, ratusan peserta asyik mengikuti acara yang berlangsung secara virtual melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung di kanal YouTube Langitan TV ini.
Mereka tertarik joint, lantaran acara ini didedikasi untuk memperkuat identitas santri sebagai generasi yang teguh menjaga keseimbangan nilai agama dan kehidupan sosial.
Bertindak sebagai moderator, Adzani Wildan dari Lembaga Bahtsul Masa’il PCINU Suriah, membuka acara dengan memperkenalkan Gus Nadir, sapaan akrab Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A. (Hons), Ph.D. Adzani, sang moderator pun mengurai pengalaman Gus Nadir, yang kini menyandang ‘gelar’ cendekiawan Nahdlatul Ulama dan meniti karier akademik di Australia.
Usai dikenalkan, Gus Nadir langsung menyampaikan pemaparannya. Ia menyoroti tantangan bagi santri era digital, menekankan perlunya santri untuk tidak hanya bangga berstatus santri, tetapi juga mampu memberikan kebanggaan melalui kontribusi nyata.
Gus Nadir juga menggarisbawahi peran santri perlu melampaui sekadar ceramah atau aktivitas media sosial, dan lebih menitikberatkan pada pencapaian akademik dan pengaruh positif bagi masyarakat.
“Harapan besarnya, akan ada dari kalian yang kelak menjadi Syekh Wahbah Zuhaili baru, Syekh Ali Jum’ah selanjutnya, juga Gus Dur dan Prof. Quraish Shihab yang dikenal dengan keilmuannya. Jadi bukan hanya sebagai selebgram di media sosial,” ujarnya, memotivasi santri untuk bercita-cita tinggi.
Gus Nadir juga mengkritik praktik pengajian yang sering kali monoton dan monolog, yang menurutnya kurang menarik minat generasi muda.
Untuk menjawab tantangan ini, ia menawarkan solusi agar santri muda mengemas pengajian dengan lebih menarik, simpel, dan universal, sehingga bisa menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin secara lebih efektif.
Diskusi Mahasiswa Antar Negara
Webinar semakin menarik dengan sesi tanya jawab yang penuh antusiasme, di mana peserta tak ragu mengajukan pertanyaan yang beragam, semuanya dijawab dengan cermat dan apik oleh Gus Nadir.
Melalui webinar ini, PCINU Suriah berupaya menciptakan ruang diskusi bagi santri dan masyarakat Indonesia yang tersebar di berbagai negara.
Rangkaian webinar kali ini merupakan acara kedua dari empat rangkaian seminar yang akan berlanjut hingga puncak peringatan pada 15 November 2024 mendatang.
Selain membahas isu nasional, webinar ini juga berupaya mengeksplorasi keterkaitan isu-isu strategis Indonesia dengan dinamika internasional, terutama dalam visi Indonesia Emas 2045.
Sebelum menutup acara, Gus Nadir menyampaikan pesan mendalam kepada para santri agar mempersiapkan diri menghadapi zaman yang terus berubah.
“Siapkan diri kita, jangan cuma bangga menjadi santri, jadilah santri yang membanggakan. Pahami perkembangan zaman ini dan terus upgrade diri kita. Semakin kita meningkatkan kualitas diri, semakin kita akan menemukan posisi yang tepat untuk berkontribusi bagi umat,” pesannya.
Sebagai penutup, moderator Adzani menyampaikan kata penutup untuk menumbuhkan semangat para peserta.
“Santri adalah benteng umat. Meski tantangan zaman semakin berat, kita tetap berdiri teguh di bawah kerudung dan peci. Dari Australia hingga Damaskus, semangat santri tak pernah padam. Mari kita bangga menjadi santri yang membanggakan, “ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini, PCINU Suriah berharap santri dapat terus berkembang dan menjadi agen perubahan di manapun mereka berada, baik di tanah air maupun di mancanegara. (Red)
Penulis: Adzani Wildan & Muhammad Setia (Nahdliyin PCINU Suriah)