
SUARAMUDA — “Weh-wehan” adalah tradisi saling berbagi makanan yang dilakukan masyarakat Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini juga bertujuan untuk menunjukkan kemakmuran dan ukhuwah Islamiyah.
Menurut dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Ibnu Fikri, kata ‘weh-wehan’ berasal dari kosakata Jawa dialeg lokal Kaliwungu, “weh, aweh, weweh”.
Kata ‘Weh-wehan’ artinya, memberi, membagikan, atau menyerahkan sesuatu sebagai ungkapan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Fikri juga mengatakan, tradisi ‘weh-wehan’ tidak lepas dari peran para ulama Kaliwungu yang mengajarkan Islam tradisional dengan konsep pemahaman Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja).
“Masyarakat Islam saat itu memiliki kepatuhan yang sangat tinggi kepada para ulama, sehingga perintah kebaikan yang berasal dari ulama akan bernilai ibadah,” ujarnya, seperti dilansir dari suaramerdeka.com, Minggu (15/9/2024).