suaramuda

Mengenal Tradisi ‘Weh-Wehan’ di Kaliwungu Kendal

SUARAMUDA — “Weh-wehan” adalah tradisi saling berbagi makanan yang dilakukan masyarakat Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini juga bertujuan untuk menunjukkan kemakmuran dan ukhuwah Islamiyah. 

Menurut dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Ibnu Fikri, kata ‘weh-wehan’ berasal dari kosakata Jawa dialeg lokal Kaliwungu, “weh, aweh, weweh”.

Kata ‘Weh-wehan’ artinya, memberi, membagikan, atau menyerahkan sesuatu sebagai ungkapan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Fikri juga mengatakan, tradisi ‘weh-wehan’ tidak lepas dari peran para ulama Kaliwungu yang mengajarkan Islam tradisional dengan konsep pemahaman Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja).

suaramuda

“Masyarakat Islam saat itu memiliki kepatuhan yang sangat tinggi kepada para ulama, sehingga perintah kebaikan yang berasal dari ulama akan bernilai ibadah,” ujarnya, seperti dilansir dari suaramerdeka.com, Minggu (15/9/2024).

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang tradisi Weh-wehan: 
  • Tradisi ini sudah ada sejak zaman dulu. 
  • Makanan yang dibagikan bisa berupa aneka jajanan, sayuran, dan barang-barang yang digantungkan di sepanjang gang. 
  • Pada zaman dulu, barang-barang yang digantungkan berupa hasil bumi seperti terong, kacang panjang, bawang merah, dan cabe. 
  • Seiring dengan perkembangan zaman, barang-barang yang digantungkan diganti dengan berbagai jenis jajanan. 
  • Anak kecil lebih diutamakan untuk mengantarkan makanan kepada tetangga. 
  • Tradisi ini juga menjadi sarana pendidikan untuk mengajarkan rasa cinta Rasul kepada anak, semangat sodaqoh, dan kepedulian sosial. 
  • Tradisi ini juga menjadi identitas khas Kaliwungu yang penting untuk dilestarikan. (Red)

 

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo