
SUARAMUDA – Ketua pelaksana Seminar Nasional Politik dan Hubungan Internasional (Senaspolhi) ke-6 FISIP Unwahas Sugiarto Pramono memgungkapkan rasa bangganya atas terselenggaranya acara bergengsi Senaspolhi.
“Sebagai Ketua Panitia Senaspolhi ke-6 FISIP Unwahas, saya sangat bangga dengan suksesnya acara ini yang berhasil mengumpulkan berbagai pemikir dan praktisi politik untuk berdiskusi tentang masa depan demokrasi di Indonesia, “tulis Pramono, sapaan akrab dosen muda itu melalui pesan singkat kepada suaramuda.net, Selasa (27/8/2024).
Dia juga mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas partisipasi baik kepada para narasumber, dan juga peserta yang telah mengikuti kegiatan berbasis ilmiah yang digelar tahunan itu.
“Kami bersyukur dan terima kasih atas partisipasi para narasumber dan peserta yang sangat antusias. Seminar ini bukan hanya memperkaya pemahaman kita tentang demokrasi, tetapi juga mendorong dialog konstruktif untuk kemajuan bangsa, “ujarnya.
Pramono juga berharap, acara Senaspolhi ini akan terus menjadi wadah inspiratif bagi pengembangan ilmu politik dan hubungan internasional di masa depan.
“Saya berharap acara ini akan terus menjadi wadah inspiratif bagi pengembangan ilmu politik dan hubungan internasional di masa depan, ” imbuhnya.
Sebagai informasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) belum lama ini menggelar Seminar Nasional Politik dan Hubungan Internasional (Senaspolhi) ke-6 dengan tema “Meneropong Masa Depan Demokrasi Indonesia”.
Bertempat di Theater Room Fakultas Kedokteran, Kampus 2 Unwahas Gunungpati Semarang, Senin (26/8/2024), kegiatan itu dihadiri oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo secara online.
Sedangkan empat narasumber seminar antara lain Ketua DPD RI Abdul Kholik, anggota DPR Mujib Rohmat, pengamat politik Undip Wijayanto, dan akademisi Unwahas Joko J. Prihatmoko.
Usai seminar, sesi selanjutnya adalah call paper yang diikuti 14 kelompok atau tim pemakalah. Mereka adalah para akademisi Ilmu Politik dari berbagai perguruan tinggi di tanah air. (Red)