promo

FOMO dalam Konsumsi dan Gaya Hidup

Ilustrasi FOMO/ pinterest

SUARAMUDA, SEMARANG — Hasil riset Pusat Riset Kependudukan BRIN pada tahun 2024 menunjukkan bahwa FOMO adalah satu dari banyak faktor yang menyebabkan anjloknya jumlah kelas menengah Tanah Air.

Mereka turun kelas ke kelompok calon kelas menengah atau aspiring middle class. Kelompok ini berada di antara kelas menengah dan kelas rentan miskin.

Tak seperti kelas menengah dan menuju kelas menengah yang cenderung menurun, kelompok rentan miskin justru terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Promo

Pada 2019, persentase kelompok calon kelas menengah masih 128,85 juta dan pada tahun ini naik jadi 137,5 juta.

Pada saat yang bersamaan, kelompok rentan miskin juga terus bertambah, dari 54,97 juta pada 2019 menjadi 67,69 juta pada 2024.

Pengeluaran untuk gaya hidup

Karena FOMO, pengeluaran masyarakat kelas menengah lebih diprioritaskan pada konsumsi pemenuhan gaya hidup ketimbang kebutuhan primer seperti pendidikan dan perumahan.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya peningkatan belanja kelompok kelas menengah untuk kebutuhan hiburan dan pesta dalam 10 tahun terakhir.

Promo

Pengeluaran untuk hiburan, contohnya, meningkat dari 0,22 persen pada 2014 menjadi 0,38 persen pada 2024.

Kemudian, pengeluaran untuk pakaian juga meningkat. Tercatat pada 2014 pengeluaran kelas menengah untuk pakaian hanya mencapai 2,16 persen, sementara pada 2024 mencapai 2,44 persen.

Ini berbanding terbalik dengan pengeluaran untuk makanan, minuman, dan kebutuhan perumahan.

Bahkan, pengeluaran pendidikan dan kesehatan di kalangan kelas menengah juga turun—menunjukkan pergeseran prioritas pada alokasi pengeluaran mereka.

Bukan merupakan hal yang baru

Promo

Sebenarnya, FOMO dalam hal konsumsi bukanlah fenomena baru di Indonesia. Pada tahun 2011, saat Blackberry melansir gawai terjangkaunya Blackberry Bold 9790, antrean pembeli produk ini mengular hingga perlu dikawal polisi.

Namun, setidaknya FOMO yang terjadi pada kala itu masih boleh dimaklumi.

Sebab pada saat itu, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang moncer dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 mencapai 6,5% yang disokong berkah comodity boom dan pertumbuhan ekonomi Cina yang masih stabil tumbuh 2 digit berturut-turut.

Perbedaan FOMO di era sebelumnya dengan zaman sekarang ini juga ada pada media yang dipakai sebagai pemicu munculnya FOMO.

Zaman dahulu orang-orang yang dapat terpicu mengalami kondisi FOMO adalah orang-orang yang gemar membaca koran artikel di majalah, iklan di radio, bahkan kebaruan dari apa yang dimiliki oleh tetangga sebelah rumah.

Dampak media sosial?

Saat ini, masyarakat yang mengalami kehadiran FOMO kemungkinan besar karena kecanduan bermain sosial media.

Media sosial memainkan peran besar dalam meningkatkan prevalensi FOMO.

Platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter sering menampilkan postingan tentang liburan mewah, gadget terbaru, fashion, kuliner terkini, dan gaya hidup yang tampaknya sempurna.

Secara reguler, kita terpapar oleh gambar kehidupan glamor serta tren terbaru yang dipamerkan oleh teman-teman, selebriti, dan influencer.

Penggunaan media sosial yang berlebihan menjadi pangkal permasalahan munculnya FOMO.

Tidak sedikit anak muda yang terpapar FOMO merasa depresi jika tidak bisa mengikuti standar gaya hidup di media sosial.

Salah satu dampak paling merugikan dari FOMO adalah budaya belanja berlebihan, yang dapat mengarah pada masalah keuangan serius, bahkan kemiskinan.

Melalui bukunya, Patrick McGinnis, pencipta istilah FOMO mengajak pembaca untuk membatasi penggunaan media sosial, menerima kenyataan bahwa tidak semua peluang perlu diambil, dan berani berkata “tidak” pada hal-hal yang tidak sejalan dengan tujuan hidup yang telah ditetapkan.

Patrick juga memberikan panduan tentang bagaimana membuat keputusan yang efektif dengan cara yang lebih percaya diri, tanpa dihantui oleh rasa ragu-ragu atau takut kehilangan peluang. (Red)

*** Artikel ini dikutip dari laman https://theconversation.com/fomo-berpotensi-menyeret-kelas-menengah-jatuh-ke-lubang-kemiskinan-248916

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo