promo

ISHARI NU: Merawat Tradisi, Meneguhkan Spiritualitas

Ilustrasi: Fahrizal Rahman

Oleh : Fahrizal Rahman*)

SUARAMUDA, SEMARANG – ISHARI (Ikatan Seni Hadrah Indonesia) NU bukan sekadar komunitas seni sholawat dan hadrah, tetapi juga sebuah tradisi spiritual yang telah mengakar dalam kehidupan umat Islam di Nusantara.

Lebih dari itu, ISHARI adalah warisan budaya yang menjadi bagian dari perjuangan Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia.

Promo

Sejak sebelum kemerdekaan, ISHARI telah hadir bukan hanya sebagai wadah kesenian, tetapi juga sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme.

Seni hadrah yang dilantunkan bukan semata-mata hiburan, melainkan ekspresi kecintaan kepada Rasulullah SAW dan bentuk nyata dari penguatan spiritual umat.

Dalam perjalanan sejarahnya, ISHARI memiliki peran penting dalam membangun umat yang maslahat.

Peran ini terwujud dalam berbagai aspek, salah satunya adalah sebagai benteng spiritualitas yang memperkuat mahabbah kepada Rasulullah SAW.

Lantunan sholawat dan gerakan hadrah bukan hanya menjadi ekspresi keagamaan, tetapi juga menjadi terapi spiritual yang menghubungkan pengamalnya dengan keteladanan Nabi.

Promo

Dalam kehidupan modern yang semakin dipenuhi hiruk-pikuk materialisme, ISHARI hadir sebagai oase yang menenangkan, tempat di mana umat dapat merasakan kembali ketenangan hati dan kedekatan dengan nilai-nilai Islam.

Selain menjadi benteng spiritual, ISHARI juga memainkan peran besar dalam membangun solidaritas sosial. Dengan ribuan anggota yang tersebar di berbagai daerah, ISHARI memiliki potensi besar untuk memperkuat persaudaraan dan kesejahteraan umat.

Dalam banyak komunitas, ISHARI tidak hanya menjadi ajang berkumpul untuk bersholawat, tetapi juga wadah untuk membangun kemandirian ekonomi berbasis jamaah.

Jika kekuatan besar ini dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin ISHARI akan menjadi pilar penting dalam mendukung kesejahteraan umat melalui usaha-usaha kolektif yang berbasis komunitas.

Keunikan lain dari ISHARI adalah seni hadrah yang dimainkan dengan penuh kebersamaan. Tidak ada sekadar penonton dalam sebuah majelis ISHARI.

Promo

Setiap individu memiliki peran—ada yang melantunkan sholawat, ada yang menabuh rebana, dan ada yang memimpin hadrah.

Hal ini menciptakan harmoni dalam kebersamaan, di mana setiap orang merasa memiliki bagian dalam perjalanan spiritual ini.

Seni yang diwariskan ISHARI bukan sekadar estetika, tetapi juga pembelajaran tentang disiplin, kesabaran, dan penghormatan kepada tradisi.

Namun, di tengah arus modernisasi, ISHARI menghadapi tantangan besar, terutama dalam merangkul generasi muda.

Ada anggapan bahwa ISHARI lebih banyak diminati oleh kalangan tua, sementara anak muda kurang tertarik.

Padahal, jika dilihat lebih dalam, ISHARI memiliki daya tarik yang luar biasa bagi mereka yang ingin menemukan makna spiritual dalam seni dan kebersamaan.

Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk lebih membuka ruang bagi generasi muda agar mereka bisa terlibat secara aktif.

Dokumentasi dan kajian ilmiah tentang amaliah ISHARI juga harus diperkuat, sehingga masyarakat luas memahami bahwa di balik setiap gerakan dan lantunan sholawat, terdapat nilai-nilai filosofis dan spiritual yang mendalam.

Dinamika organisasi juga menjadi faktor penting dalam menjaga eksistensi ISHARI. Sebagai bagian dari NU, ISHARI tidak boleh menjadi entitas yang statis.

Regenerasi harus terus berjalan, jejaring harus diperluas, dan sistem manajemen harus semakin modern tanpa meninggalkan akar tradisionalnya.

Para pengurus memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keberlanjutan organisasi ini dengan tetap mengedepankan keikhlasan, amanah, dan istiqamah.

Pada akhirnya, ISHARI bukan hanya tentang hadrah dan sholawat. Ini adalah warisan spiritual yang telah dijaga oleh para ulama dan wali, sebuah manifestasi cinta kepada Rasulullah, serta tradisi yang harus terus dirawat.

Jika hari ini kita masih dapat menikmati lantunan sholawat dan gerakan hadrah yang diwariskan oleh generasi terdahulu, maka sudah sepatutnya kita memastikan bahwa generasi mendatang tetap bisa merasakan keindahan yang sama.

ISHARI harus terus berkembang tanpa kehilangan akar sejarah dan spiritualitasnya. Sebab, di dalamnya ada doa, ada perjuangan, dan ada semangat untuk menjaga Islam Nusantara agar tetap hidup di hati umat. (Red)

*) Fahrizal Rahman, Kader Muda ISHARI NU Bangkalan

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo