SUARAMUDA, BLITAR — Sebagai pengganti tugas KKN, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan bentuk pengabdian masyarakat alternatif berupa kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM).
Kegiatan PMM sendiri bertujuan memberikan suatu manfaat kepada masyarakat sesuai dengan peraturan UMM dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa.
Pada kali ini, mahasiswa yang tergabung dalam Program PMM menggelar proyek inovatif berupa pembuatan kincir angin sebagai sumber energi penggerak pompa untuk pengairan sawah di Desa Tawangrejo, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, 1-30 November 2024 lalu.
Mereka adalah mahasiswa Profi Teknik Mesin yang tergabung dalam Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Mitra Dosen Kelompok 46.
Kurangi Ketergantungan pada Mesin Diesel
Di Desa Tawangrejo, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar mereka menyelesaikan misi untuk membantu para petani dalam mengurangi ketergantungan pada mesin diesel berbahan bakar solar, yang selama ini menjadi sumber utama tenaga bagi pompa irigasi.

Dengan memanfaatkan potensi angin di desa tersebut, mahasiswa UMM berhasil menghadirkan solusi alternatif yang lebih hemat biaya dan ramah lingkungan.
Ketua kelompok, Dwi Cahya Putra, mengungkapkan bahwa proyek ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari pembuataun desain, perancangan, perakitan, hingga instalasi kincir angin.
“Kami melakukan observasi terlebih dahulu untuk menentukan lokasi terbaik, kemudian merancang dan memasang kincir angin yang mampu menggerakkan pompa air secara efektif,” ujarnya.
Proyek ini mendapat dukungan penuh dari warga setempat, terutama para petani yang antusias dengan inovasi tersebut.
Kepala Desa Tawangrejo, Wahyu Setiadi, juga memberikan apresiasi terhadap usaha mahasiswa UMM dalam membantu meningkatkan produktivitas pertanian desa.
“Kami berharap inovasi ini dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam memanfaatkan energi terbarukan untuk kebutuhan pertanian,” katanya.
Meskipun menghadapi beberapa kendala, seperti penyesuaian jadwal kuliah dan biaya transportasi, para mahasiswa tetap berkomitmen menyelesaikan program ini dengan baik.
Mereka bahkan mengumpulkan iuran pribadi untuk menutupi biaya yang belum terpenuhi.
Dengan berakhirnya kegiatan PMM ini, mahasiswa berharap kincir angin yang telah dipasang dapat terus digunakan oleh petani setempat dan menjadi inspirasi bagi pengembangan teknologi serupa di daerah lain. (Red)