SUARAMUDA, MANGGARAI, NTT — Kelas 2023A Program Studi Pendidikan Teologi, Universitas Katolik St. Paulus Ruteng, melaksanakan refleksi masa Prapaskah dan misa bersama di Kapela Biara Putri-putri Perawan Maria Tak Bernoda (FMVI), Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat, 6 Maret 2025, sebagai respons terhadap Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif yang dicanangkan Keuskupan Ruteng dan sebagai upaya memaknai masa prapaskah.
Ada beberapa kegiatan yang diagendakan oleh segenap mahasiswa diantaranya sebagai berikut:
Refleksi dan Sharing: Momentum Masa Prapaskah untuk Saling Memaafkan
Masa Prapaskah merupakan waktu yang penuh makna bagi umat Kristiani, khususnya sebagai momen untuk introspeksi diri, bertobat, dan saling memaafkan.
Dalam rangka menyambut masa pertobatan ini, Suster Rofina Damus, selaku ketua seksi liturgi kelas, menginisiasi sebuah kegiatan refleksi sebelum perayaan Ekaristi dimulai.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak setiap peserta merenungkan kembali segala pikiran, perkataan, dan perbuatan yang mungkin telah menyakiti teman seperjuangan, orang tua, kerabat, kenalan, dan terutama Tuhan.
Para peserta yang hadir dibagikan selembar kertas bertuliskan nama-nama teman sekelas. Setiap orang mendapatkan satu nama sebagai simbol perwakilan.
Mereka diminta untuk berdoa dan memohon maaf kepada teman yang namanya tertera di kertas tersebut. Meskipun nama yang tertulis hanya satu, makna yang terkandung lebih luas: mereka berdoa untuk semua teman seperjuangan dan memohon maaf atas segala kesalahan yang mungkin telah dilakukan.
Kegiatan refleksi ini berlangsung dengan penuh kekhusyukan. Suasana hening menyelimuti ruangan ketika lagu .”Hanyalah Debu Aku” dinyanyikan.
Lagu yang syahdu ini menyentuh hati banyak peserta, membuat sebagian dari mereka meneteskan air mata. Mereka merasakan penyesalan yang mendalam atas perkataan dan perbuatan yang mungkin telah menyakiti orang tua, sesama, dan terutama Tuhan.
Momen ini menjadi pengingat betapa pentingnya memohon maaf dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
Kegiatan refleksi ditutup dengan sesi sharing pengalaman. Beberapa peserta secara sukarela membagikan cerita tentang perjalanan hidup, suasana batin, dan dinamika keluarga mereka.
Cerita-cerita yang penuh emosi ini membuat seluruh peserta yang hadir tak kuasa menahan air mata. Ruangan kapel pun dipenuhi dengan suasana haru dan kehangatan, mengingatkan semua orang akan pentingnya saling mengasihi dan memaafkan.
Perayaan Ekaristi: Menghayati Semangat Ekaristi Transformatif
Keuskupan Ruteng telah mencanangkan Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif, sebuah gerakan yang mendorong umat Katolik untuk menghayati dan menghidupi semangat Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari.
Merespons hal ini, Kelas 2023A Program Studi Pendidikan Teologi mengadakan refleksi dan perayaan Ekaristi bersama sebagai bagian dari kegiatan kelas yang telah disepakati oleh seluruh mahasiswa.
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pater Haris SMM. Dalam kotbahnya, Pater Haris menegaskan bahwa sebagai orang Kristen, kita harus memaknai masa Prapaskah sebagai waktu untuk merefleksikan segala perbuatan kita.
Ia mengajak semua peserta untuk meneladani Yesus sebagai figur inspiratif dalam menjalankan puasa dan pertobatan.
“Sebagai orang Katolik, terutama kalian yang merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Teologi, hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing. Allah hadir di sekitar kita, melalui orang-orang yang membutuhkan bantuan. Teman seperjuangan yang kesulitan memahami pelajaran harus kita bantu. Semua itu merupakan bentuk nyata dari upaya memaknai masa Prapaskah ini,” ujarnya.
Pater Haris juga mengingatkan pentingnya mendukung dan membantu sesama, terutama orang tua di rumah.
Ia menekankan untuk mengurangi kebiasaan bermain ponsel dan merokok, serta lebih fokus pada hal-hal yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
“Masa Prapaskah ini adalah waktu yang tepat untuk mengubah diri, mulai dari hal-hal kecil yang sering kita abaikan,” tambahnya.
Snack Sore: Menjalin Keakraban dan Persahabatan
Setelah perayaan Ekaristi usai, para suster menyiapkan cemilan dan kopi sore untuk semua peserta. Momen ini dimanfaatkan untuk mempererat keakraban dan persahabatan antarmahasiswa. Suasana santai dan penuh canda tawa membuat kegiatan ini semakin berkesan.
Games dan Acara Foto-Foto: Penutupan yang Tak Terlupakan
Kegiatan hari itu ditutup dengan permainan seru, termasuk bermain TikTok bersama, serta sesi foto-foto sebagai kenangan yang tak terlupakan.
Semua peserta terlihat antusias dan bahagia, menandakan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat rohani, tetapi juga mempererat hubungan persaudaraan di antara mereka.
Refleksi Pribadi: Pesan yang Terngiang
Salah satu pesan yang paling berkesan dari kotbah Pater Haris adalah pentingnya menggunakan 40 hari masa Prapaskah ini untuk benar-benar merefleksikan diri.
“Mulailah dari diri sendiri,” pesannya.
Selain itu, ia mengingatkan kita untuk selalu siap membantu sesama, terutama orang tua di rumah. Pesan ini menjadi pengingat bahwa masa Prapaskah bukan hanya tentang pantang dan puasa, tetapi juga tentang tindakan nyata yang penuh kasih. (Red)
Penulis: Zello Bertholomeus