![Khutbah Jum’at: Sya’ban sebagai Jembatan Spiritual Menuju Ramadhan yang Penuh Ampunan](https://suaramuda.net/wp-content/uploads/2025/02/f90ff4f37b62aa088197bcf18e59e2a4.jpg)
SUARAMUDA, JAKARTA — General Manager Binkat Travel and Tours Yuldhashev Kakhramon menyebut, kini, ada 200 mahasiswa warga negara Uzbekistan, belajar berbahasa Indonesia.
“Para mahasiswa belajar di Uzbekistan State World Language University di Tashkent,” tutur Kakhramon menjawab pertanyaan suaramuda.net saat peluncuran “Rahmat Uzbekistan” di Mesjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu pekan lalu.
Kakhramon yang piawai berbahasa Indonesia itu bilang, Tashkent adalah ibu kota Uzbekistan.
Lebih lanjut, Kakhramon membeberkan bahwa antusiasme mahasiswa-mahasiswa Uzbekistan itu belajar berbahasa Indonesia ada alasannya.
“Indonesia sangat terkenal di Uzbekistan,” ucap Yuldhashev Kakhramon.
Dia menceritakan nukilan sejarah hubungan perkembangan Islam di Indonesia.
Kata Kakhramon, di salah satu kota sohor di Uzbekistan yakni Samarkand, hiduplah ahli sufi terkenal, Abdullah Samarkand.
Pada periode abad 10 Masehi hingga 15 Masehi, Abdullah Samarkand berhubungan erat dengan Maulana Malik Ibrahim di Indonesia.
Maulana Malik Ibrahim adalah salah satu tokoh Wali Songo yang berperan menyebarkan Islam di Jawa.
Terletak di Asia Tengah dan menjadi negara tetangga antara lain Azerbaijan dan Kirgistan, Uzbekistan didiami 35 juta penduduk.
Ada empat musim di Uzbekistan yakni dingin, semi, panas, dan gugur.
“Mari berkunjung ke Uzbekistan,” kata Yuldhasev Kakhramon.
Saat ini, maskapai penerbangan nasional Uzbekistan membuka layanan dua kali penerbangan langsung Jakarta-Tashkent.
Uzbekistan dikenal sebagai penghasil karpet yang cukup terkenal.
Waktu yang pas bagi warga Indonesia yang notabene berasal dari wilayah beriklim tropis berkunjung atau bertandang ke Uzbekistan adalah pada Maret hingga September.
Pada rentang masa waktu itu, beber Yuldhasev Kakhramon, suhu udara di Uzbekistan relatif lebih hangat lantaran musim dingin belum tiba. (Red)