![Satkorcab Banser Kendal di Deklarasi Damai Polda Jateng: “Ora Grusa-Grusu, Tertib dan Terukur”](https://suaramuda.net/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-13-at-10.41.09.jpeg)
Semarang, SUARAMUDA – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah bersama Lembaga Dakwah (LD) PWNU Jateng menggelar Lailatul Ijtima di Gedung PWNU Jateng, Jl. Dr. Cipto 180, Semarang. Acara ini dihadiri oleh pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah PWNU Jateng, serta anggota Lembaga dan Badan Otonom NU. Senin, 10/2/2025.
Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng, KH Abdul Ghaffar Rozin, menegaskan pentingnya kesinambungan Lailatul Ijtima sebagai forum penguatan spiritual dan intelektual bagi Nahdliyin.
“Forum ini tidak boleh berhenti hanya setelah acara ditutup. Ini adalah majelis untuk mengisi spiritualitas, berbagi ilmu, dan memperkuat misi ke-NU-an. Untuk memahami NU secara mendalam, kita perlu effort lebih,” ujar Gus Rozin.
Ia juga menekankan perlunya inovasi dalam mengenalkan NU ke khalayak luas. Tidak hanya melalui majelis internal, tetapi juga eksternal lewat media modern.
“Sebagai contoh, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Tengah telah menjalin kerja sama dengan berbagai stasiun televisi, seperti Kompas TV, Tribun, Indosiar, serta sejumlah kanal YouTube yang kami kelola. Oleh karena itu, kami mengajak para kader yang memiliki kemampuan berceramah untuk berkoordinasi dengan LDNU. Seperti acara yang digelar LD PWNU Jateng ini, cakupan masih sebatas regional Jawa Tengah, tetapi jika kami berhasil menghimpun lebih banyak kader yang memiliki kualitas ceramah yang layak, bukan tidak mungkin langkah selanjutnya adalah menjangkau televisi nasional,” jelasnya.
Rais PWNU Jateng: Generasi Muda NU Harapan Masa Depan
Rais PWNU Jateng, KH Abdul Hamid, menyoroti peran penting generasi muda dalam menjaga eksistensi NU di era modern.
“Dulu, pasca Muktamar Situbondo, saya hadir di Lailatul Ijtima di tempat ini, yang datang hanya beberapa orang tua. Tapi sekarang didominasi anak muda. Ini pertanda baik untuk estafet perjuangan NU ke depan,” tuturnya.
Ia berharap kehadiran generasi muda semakin memperkuat NU, sebab kejayaan NU adalah bagian dari kejayaan Indonesia.
Sementara itu, Mustasyar PWNU Jateng, KH Abdul Rouf Maimoen, menyoroti tantangan dalam bahtsul masail di pesantren yang sering kali kesulitan menghadirkan narasumber ahli.
“Kadang saat kita membahas suatu persoalan, sumber yang tersedia kurang valid. Padahal ulama terdahulu mencari narasumber yang benar-benar kompeten sebelum mengambil keputusan,” ujar Pengasuh Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang ini.
Ia mengajak seluruh kader NU untuk terus semangat dalam berorganisasi, sebab perjuangan di NU adalah investasi amal jariyah yang akan terus mengalir pahalanya.
Lailatul Ijtima kali ini bukan hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi momentum konsolidasi dakwah dan strategi NU dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan sinergi antara generasi muda dan senior, diharapkan NU semakin solid dan berperan aktif dalam membangun peradaban Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia.