promo

Strategi Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Publik untuk Pembangunan Berkelanjutan

Ilustrasi / dok. istimewa

Oleh: Nabilla Ananda Yuanita*)

SUARAMUDA, SEMARANG – Perencanaan dan keuangan sektor publik dalam pemerintahan modern menjadi pilar utama keberhasilan tata kelola negara.

Pasalnya, perencanaan yang matang akan memungkinkan pemerintah menentukan arah pembangunan dan prioritas alokasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Promo

Dengan melibatkan data yang valid, analisis mendalam, dan partisipasi aktif pemangku kepentingan, pemerintah dapat merespons tantangan seperti perubahan demografi, teknologi, dan iklim secara lebih adaptif (Mardiasmo, 2018).

Salah satu inovasi dalam perencanaan adalah anggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting), yang mengaitkan alokasi anggaran dengan pencapaian indikator kinerja utama, sehingga meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas publik (Bastian, 2020).

Pengelolaan keuangan sektor publik ini mencakup perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pelaporan yang bertujuan memastikan dana publik digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Prinsip transparansi dan akuntabilitas menjadi landasan utama, yakni mendorong pemerintah untuk membuka informasi keuangan kepada publik dan bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambil.

e-Budgeting Sebuah Terobosan

Promo

Instrumen seperti Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berfungsi sebagai panduan dalam mengelola sumber pendapatan seperti pajak daerah dan transfer pusat.

Dalam hal ini, sistem e-budgeting menjadi terobosan penting untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan potensi penyimpangan anggaran (Hasnawati & Sulastri, 2021).

Studi kasus di DKI Jakarta menunjukkan keberhasilan implementasi e-budgeting dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas anggaran.

Pemerintah provinsi memprioritaskan program strategis seperti pengentasan kemacetan, pengelolaan banjir, dan peningkatan kualitas pendidikan, dengan alokasi lebih dari 20% APBD untuk sektor pendidikan pada 2022 (BPK, 2023).

Meski demikian, tantangan seperti pengelolaan aset daerah yang belum optimal dan rendahnya penyerapan anggaran tetap perlu diatasi.

Promo

Dengan adopsi teknologi digital yang lebih luas, peningkatan partisipasi masyarakat, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia, pengelolaan keuangan sektor publik dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan (World Bank, 2022).

Icon Jakarta/ ilustrasi: pinterest

Studi Kasus di DKI Jakarta

DKI Jakarta, sebagai ibu kota negara dan pusat ekonomi, menghadapi tantangan kompleks dalam pengelolaan keuangan daerah.

Dengan realisasi APBD 2023 yang mencapai lebih dari 80% dari target, Jakarta menunjukkan peningkatan yang patut diapresiasi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini mencerminkan upaya pemerintah provinsi dalam mengelola pendapatan dan belanja daerah secara lebih efektif di tengah berbagai tantangan (CNN Indonesia, 2023).

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah implementasi e-budgeting, sebuah sistem yang memastikan transparansi dalam penyusunan anggaran melalui pemantauan real-time oleh masyarakat.

Sistem ini juga membantu pemerintah untuk memonitor alokasi anggaran sesuai dengan prioritas pembangunan, seperti program strategis untuk mengatasi kemacetan, pengendalian banjir, dan peningkatan kualitas pendidikan.

Sebagai contoh, pada tahun 2022, alokasi anggaran untuk pendidikan mencapai lebih dari 20% dari total APBD, sesuai dengan amanat undang-undang (Kompas, 2022).

Namun, laporan BPK menunjukkan beberapa kelemahan, seperti pengelolaan aset daerah yang belum optimal dan rendahnya penyerapan anggaran. Masalah ini diperburuk oleh kurangnya koordinasi antarinstansi dan kapasitas manajerial yang masih perlu ditingkatkan.

Meskipun inovasi seperti e-budgeting telah membawa perubahan positif dalam transparansi dan akuntabilitas, penguatan di aspek implementasi dan sumber daya manusia tetap menjadi tantangan yang perlu diatasi (BPK, 2023).

Rekomendasi yang Perlu Dipertimbangkan

Untuk memperkuat pengelolaan keuangan sektor publik, ada beberapa rekomendasi yang perlu dipertimbangkan. Pertama, adopsi teknologi digital yang lebih luas untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi data.

Kedua, peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan melalui forum konsultasi publik. Ketiga, pengembangan kapasitas sumber daya manusia di sektor publik melalui program pelatihan berkelanjutan.

Keempat, peningkatan pengawasan internal untuk memastikan penggunaan anggaran sesuai peraturan dan kebutuhan masyarakat.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, tata kelola keuangan publik di Indonesia dapat lebih baik dan mampu mendukung pembangunan yang berkelanjutan. (Red)

*) Nabilla Ananda Yuanita, mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo