![Paradoks Pendidikan yang Membebaskan](https://suaramuda.net/wp-content/uploads/2025/01/IMG_20250129_074124.jpg)
Penulis: Fira Shaafiyah Nabila, mahasiswa Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
SUARAMUDA, SEMARANG – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) memegang peran strategis dalam memberikan akses air bersih kepada masyarakat.
Namun, berbagai tantangan keuangan kerap menjadi penghambat utama dalam mewujudkan pelayanan optimal.
Kasus keterbatasan dana operasional hingga ketidaksesuaian antara perencanaan dan realisasi anggaran sering kali mencuat, menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas pengelolaan keuangan sektor publik dalam institusi ini.
Permasalahan yang dihadapi PDAM juga bukan hanya problem kekurangan dana. Akan tetapi kurangnya perencanaan keuangan yang matang dan sistematis.
Hal ini menjadi isu sentral karena keuangan adalah salah satu pondasi yang menentukan keberlanjutan operasional dan kualitas pelayanan.
Dengan mengaitkan fakta-fakta yang ada, artikel ini akan mengulas bagaimana perencanaan dan pengelolaan keuangan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kunci Problem Perusahaan PDAM
Perencanaan keuangan yang efektif merupakan kunci untuk mengatasi masalah di PDAM. Menurut data yang ada, banyak perusahaan daerah air minum menghadapi tantangan berupa inefisiensi dalam penggunaan anggaran.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya koordinasi antara unit perencanaan dan pelaksana, sehingga dana yang tersedia sering kali tidak dialokasikan sesuai kebutuhan prioritas.
Sebagai contoh, beberapa PDAM diketahui memiliki tingkat kebocoran air yang tinggi, mencapai hingga 30% dari total produksi.
Kebocoran ini bukan hanya merugikan secara operasional, tetapi juga menimbulkan kerugian finansial yang signifikan.
Maka, dengan perencanaan keuangan yang tepat, PDAM dapat mengalokasikan dana untuk investasi dalam infrastruktur yang lebih andal guna menekan tingkat kebocoran.
Kurangnya Transpatansi
Selain itu, kurangnya transparansi dalam pengelolaan anggaran juga menjadi kendala utama. Beberapa laporan mengindikasikan adanya ketidakcocokan antara rencana kerja anggaran dan realisasi di lapangan.
Ini menimbulkan kesan bahwa PDAM belum sepenuhnya menerapkan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan keuangannya.
Di sisi lain, teknologi dapat menjadi solusi penting dalam mendukung perencanaan dan pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Implementasi sistem informasi manajemen keuangan dapat membantu PDAM dalam menyusun rencana anggaran yang lebih akurat, memantau realisasi anggaran secara real-time, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di seluruh jenjang organisasi.
Lebih jauh, keterlibatan pemerintah daerah dalam mendukung keberlanjutan PDAM juga tidak dapat diabaikan.
Dengan memberikan dukungan berupa subsidi atau bantuan teknis, pemerintah daerah dapat meringankan beban keuangan PDAM dan memastikan bahwa pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan dengan baik.
Perencanaan dan pengelolaan keuangan yang efektif adalah langkah krusial untuk meningkatkan kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.
Dengan memprioritaskan efisiensi penggunaan anggaran, meningkatkan transparansi, serta memanfaatkan teknologi, PDAM dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Pemerintah daerah juga perlu mengambil peran aktif dalam mendukung keberlanjutan institusi ini demi tercapainya akses air bersih yang merata dan berkelanjutan. (Red)