Rangkaian Lawatan Program MIP Unwahas: Napak Tilas Islam Nusantara, Joint Seminar hingga Jajaki Kerja Sama dengan Universitas Malaya dan PCINU Malaysia

Foto bersama di depan kompleks perkantoran Perdana Menteri Malaysia, di bukit utama di Putrajaya, Malaysia, Senin (13/1/2025).

SUARAMUDA, KUALA LUMPUR MALAYSIA — Program Magister Ilmu Politik (MIP) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang baru-baru ini melakukan rangkaian kegiatan akademis ke Singapura dan Malaysia, 11-15 Januari 2025.

Di Singapura, rombongan yang didampingi langsung Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama (KUIK) Dr. Nanang Nurkholis itu mengunjungi Masjid Sultan yang berlokasi di Kampung Glam, Distrik Rochor, Singapura, Minggu (12/1/2025).

Para peserta yang terdiri atas mahasiswa MIP itu melakukan peribadatan sekaligus napak tilas sejarah Islam Nusantara berupa peninggalan bangunan Muslim yang dibangun penduduk asal Pulau Jawa sejak 1824-1826 atas bantuan Thomas Stamford Raffles.

Tak jauh dari lokasi, para peserta juga disuguhi cerita Haji Lane, yakni sebuah kawasan hunian warga Melayu yang juga menjadi tempat singgah orang Indonesia saat hendak menunaikan ibadah haji di Mekah pada masa lampau. Itulah mengapa disebut dengan nama “Haji Lane”.

Pemerintah Singapura menandai kawasan ini sebagai wilayah komersil tanpa mengubah wujud klasik aslinya. Kini, Haji Lane bahkan menjadi salah satu destinasi wisata andalan Singapura.

Pose bersama mahasiswa Program Magister Ilmu Politik Unwahas di salah satu tempat wisata paling ikonik di kota bersejarah Malaka, Dutch Square.

Kunjungan di Malaysia

Selain Singapura, mahasiswa MIP Unwahas juga melakukan kunjungan ke Malaysia, diantaranya ke wilayah Kota Malaka. Destinasi ikonik Dutch Square, ini menjadi tujuan utama rombongan dari Semarang.

Bak Kota Lama di Semarang, Indonesia, Dutch Square merupakan salah satu tempat wisata paling ikonik di kota bersejarah Malaka.

Kawasan ini dikenal sebagai bangunan peninggalan era kolonial Belanda. Salah satunya adalah bangunan bernama Stadthuys, yang dikenal sebagai bangunan Belanda tertua yang masih berdiri di kawasan Timur.

Para peserta juga menyempatkan diri menikmati pemandangan sungai di Malacca River. Sungai ini cukup ikonik, sebab kehadirannya yang membelah kota membuatnya dijuluki “Venice of the East” pada zaman dulu.

Pada tahun 1500-an, sungai ini mempunyai peran penting sebagai jalur yang banyak mendatangkan pedagang dari seluruh dunia.

Bergeser dari Malacca River, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju wilayah Putrajaya, Senin (12/1/2025). Yakni salah satu kota penting di Malaysia, yang dikenal juga sebagai pusat pemerintahan.

Di Putrajaya, mahasiswa menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Putrajaya Malaysia. Destinasi yang sering juga disebut sebagai Masjid Putra ini adalah salah satu ikon arsitektur Islam modern di Asia Tenggara.

Lokasinya yang strategis di tepi Danau Putrajaya menjadikannya pusat perhatian di kawasan ini. Dengan kubah merah mudanya yang ikonik dan menara menjulang tinggi, masjid ini menggambarkan keindahan seni Islam yang berpadu dengan teknologi modern.

Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga destinasi wisata yang menarik perhatian dunia.

Tak heran jika para peserta menyempatkan diri untuk berswafoto, sekaligus mengabadikan momen spesial, mengambil foto dengan background Istana Perdana Menteri yang sarat akan nuansa arsitektul luar biasa.

Salah satu hal paling penting dalam rangkaian kegiatan international outbond mobility adalah dengan berkunjungan ke kampus tertua di Malaysia, Universitas Malaya (UM), Selasa (14/1/2025).

Foto bersama usai joint seminar dengan tema “Pentadbiran Awam: Membina Perdamaian dan Toleransi dalam Masyarakat Berbilang Kaum di Malaysia dan Indonesia” di Universitas Malaya, Selasa (14/1/2025)

Di kampus yang berdiri sejak 1905 itu, mahasiswa mengikuti kegiatan akademis berupa joint seminar dengan tema “Pentadbiran Awam: Membina Perdamaian dan Toleransi dalam Masyarakat Berbilang Kaum di Malaysia dan Indonesia”.

Kepala Program Magister Ilmu Politik (MIP) Unwahas, Dr. Ali Martin mengungkapkan substansi kunjungannya ke kampus UM.

“Joint seminar ini menjadi hal paling penting dalam rangkaian kunjungan. Karena tujuannya adalah sharing diskusi multikultur, keagamaan dan toleransi bersama mahasiswa magister dan Ph.D di perguruan tinggi yang dipimpin Rektor Profesor Dr Mohd Roslan bin Nohf Nor, “ungkapnya, disela-sela kunjugan.

Sementara itu, para pimpinan dan dosen pendamping juga menjajaki upaya kerja sama baik dibidang pertukaran mahasiswa dan dosen, penelitian bersama serta upaya-upaya kerja sama jangka panjang.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik (FISIP), Dr. Agus Riyanto, disela-sela kunjungan menyebut pentingnya kerja sama di bidang akademis yang saling menguntungkan oleh kedua belah institusi/ lembaga.

“Mudah-mudahan ini menjadi upaya sinergis, kerja sama yang lebih strategis dan tepat sasaran untuk FISIP Unwahas di masa depan, “terang Dekan FISIP, Agus, yang juga pengurus PWNU Jawa Tengah ini.

Sementara di momen terakhir di Malaysia—bersama para pimpinan dari Magister Hukum, Magister Manajemen dan S-3 Pendidikan Agama Islam (PAI), Program MIP juga melakukan penjajakan dan upaya kerja sama dengan kampus tertua di Malaysia itu.

Meeting pimpinan Yayasan Wahid Hasyim (bendahara) dan pimpinan FH, FISIP, FEB dan FAI bersama Ketua Syuriah, Tanfidhiyah serta jajaran pengurus PCINU Malaysia di Restoran Bintang Sembilan Kuala Lumpur.

Pimpinan program Magister Unwahas juga melakukan lawatan resminya ke Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia.

Ditunjau dari sisi pertemuannya, MIP memandang pentingnya untuk menjalin kerja sama strategis dalam bidang pendidikan, diskusi ilmiah, dan pengabdian masyarakat.

Dalam meeting juga membahas agenda evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya, yakni program magang di Sanggar Belajar & UMKM diaspora NU Malaysia, serta sharing desain program kolaborasi selanjutnya dalam bidang pendidikan, hukum, ekonomi dan lain-lain.

“Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara lembaga dengan komunitas Nahdliyyin di Malaysia, “tandas Dekan FISIP, Agus Riyanto. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like