promo

Jambore Nasional LPBI PBNU Zona II di Curug Sewu Kendal Resmi Dibuka

Wakil Ketua PBNU Prof Nizar Ali membuka Jambore Nasional Relawan LPBI NU

SUARAMUDA, KENDAL – Ratusan relawan dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar apel Jambore Relawan Nasional di Taman Wisata Curug Sewu, Patean, Kendal.

Kegiatan ini melibatkan LPBI dari Zona II, yang mencakup wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta diikuti oleh para relawan dari LPBI Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU). Acara ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai 1-3/11/2024.

Wakil Ketua PBNU, Prof. Nizar Ali, saat membuka apel, menekankan pentingnya kesiapan relawan dalam menghadapi situasi darurat.

“Melalui apel siaga ini, kami berharap para relawan tidak hanya siap dalam penanganan bencana, tetapi juga memiliki ketangguhan mental, keterampilan teknis, dan kesiapan fisik dalam membantu masyarakat terdampak,” ungkap Prof. Nizar.

“Relawan harus mampu bertindak cepat, efektif, dan efisien. Ini bukan hanya soal memberi bantuan, tetapi juga memastikan kita benar-benar bisa memulihkan kondisi masyarakat dengan baik,” lanjut Rektor UIN Walisongo Semarang ini.

Prof. Nizar menegaskan bahwa prinsip dasar dalam kerja relawan LPBI adalah berdaya guna dan berhasil guna.

Peserta Jambore Nasional LPBINU Zona II

“Kita bergerak dalam sinergi tim yang solid. Kerja sama dengan berbagai pihak dan koordinasi kuat adalah kunci keberhasilan misi kemanusiaan ini. Kemitraan dengan lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta, sangat penting untuk menghadapi tantangan yang lebih besar,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kompetensi relawan dalam menghadapi bencana. “Kami akan melatih relawan dalam pemetaan risiko, perencanaan tanggap darurat, hingga simulasi bencana. Dengan pelatihan ini, setiap relawan LPBI diharapkan mampu menjalankan tugas dengan kesiapan tinggi dalam menangani korban, mengamankan lokasi, dan melakukan evakuasi,” paparnya.

Lebih dari keterampilan teknis, Prof. Nizar menekankan bahwa relawan LPBI NU harus berpegang pada nilai kemanusiaan.

“Setiap relawan harus memiliki hati tulus dan tekad kuat untuk menolong sesama. Nilai-nilai kemanusiaan ini menjadi landasan dalam setiap tindakan di lapangan. Kita hadir bukan hanya untuk menolong, tetapi juga untuk memberikan harapan kepada mereka yang tertimpa musibah,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Razin, atau yang akrab disapa Gus Rozin, menyampaikan pentingnya prioritas pada aspek kemanusiaan dalam setiap misi kebencanaan.

“Dari pengalaman kami setelah Konferensi Wilayah di Pekalongan, yang diikuti oleh banjir di Demak dan sekitarnya, kami melihat betapa pentingnya koordinasi yang solid. Ketika ada bencana, yang diutamakan adalah kemanusiaan. Jadi, LPBI NU harus siap terjun, siapa pun yang memimpin,” tegas Gus Rozin.

Gus Rozin juga menambahkan bahwa misi relawan tidak sekadar hadir untuk masyarakat terdampak, tetapi juga sebagai bentuk komitmen menjaga keseimbangan alam.

“Kebencanaan sering terjadi akibat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tangan manusia. Sebagai warga NU dan bangsa, kita juga punya kewajiban menjaga alam, agar keberadaannya tetap lestari untuk generasi berikutnya,” tambahnya.

Dengan semangat ini, kegiatan Jambore Nasional LPBI PBNU tidak hanya melatih kesiapan para relawan, tetapi juga meneguhkan komitmen mereka untuk menjaga alam dan mewujudkan kemanusiaan yang peduli.

Hadir dalam acara Apel Jambore Nasional Relawan LPBI NU, Ketua LPBI PBNU H Ace Hasan Syadzily, Kasatkornas Banser Gus Syafiq Syauqi, Pengurus PWNU Jateng beserta pengurus Lembaga PWNU Jateng, Rais Syuriyah PCNU Kendal beserta Lembaga PCNU Kendal dan Badan Otonomnya, BNPB Jawa Tengah, BPBD Jawa Tengah, Tagana Jawa Tengah dan Relawan lainnya.

Promo

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo