
SUARAMUDA, MOSCOW – Ketua Dewan Ulama Pakistan Sheikh Tahir Mahmood Ashrafi meminta Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud bekerja sama menghentikan Pembantaian Israel di Gaza.
Seruan tersebut disampaikankan saat digelar Forum Muslim Internasional XX yang diadakan di Masjid Katedral Moskow, 21 September 2024 lalu.
Tahir, lebih lanjut, mengatakan bahwa dunia Muslim menaruh perhatian pada penderitaan anak-anak, wanita, dan orang tua Palestina, yang meninggal setiap hari akibat kesalahan yang dilakukan Israel dengan persetujuan sekutunya di luar negeri. PBB mengeluarkan resolusi dan keputusan terkait, namun tidak membantu menyelesaikan masalah.
“Kami menyerukan kepada Mufti Rusia Sheikh Ravil Gainutdin, Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin, anggota pemerintah Rusia, dan pimpinan Kerajaan Arab Saudi untuk melakukan segala kemungkinan untuk menyelesaikan masalah Palestina”, ungkapnya sebagaimana dikutip dari situs resmi Admnistrasi Spritual Muslim Federasi Rusia.
Pimpinan agama, perwakilan organisasi keagamaan internasional, teolog, ilmuwan terkemuka dunia Islam, pakar otoritatif dari organisasi penelitian dan pendidikan dari 40 negara-negara dunia Islam, berkumpul di Moskow, 21 septermber 2024 dalam XX Muslim International Forum.
Muslim International Forum adalah aganda tahunan yang telah berlangsung selama 20 tahun sebagai platform dialog dan ideologi, pertama pada skala seluruh Rusia, kemudian pada skala Eurasia dan sekarang internasional.
Sejak tahun 2005, forum internasional ini berfungsi sebagai platform untuk menyatukan dan mengkonsentrasikan para cendekiawan Muslim (ulama), para ilmuwan dan toko-tokoh berpangaruh, untuk mempromosikan ide-ide dan nilai-nilai cinta damai Islam, humanisme Al-Quran dan dialog intra-Islam dan antaragama, sehingga memperoleh ketenaran dan otoritas internasional.
Peserta forum menyepakati resolusi bersama untuk berkomitmen terhadap gagasan perdamaian, harmoni, persaudaraan antara orang-orang yang berbeda budaya dan agama.
Kemudian, mengembangkan dialog konstruktif intelektual antara spiritual dan teolog tradisi agama Ibrahim dan agama dunia lainnya.
Serta, menyerukan menyelesaikan perbedaan ideologi, menyelesaikan konflik politik dan konfrontasi militer melalui dialog dengan partisipasi otoritas agama dan pihak-pihak yang berwenang. (Red)