promo

Kader dan Pengurus PCINU Tiongkok Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Mirip di Indonesia ya?

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW secara blended (luring dan daring), Ahad 6 oktober 2024/ dok: istimewa

SUARAMUDA, BEIJING — Salah satu bulan yang Istimewa adalah bulan Rabi’ul awal, dimana umat muslim diseluruh penjuru dunia khususnya di Indonesia merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Kegiatan maulid juga secara antusias dilaksanakan oleh para santri, pengurus dan anggota PCINU Tiongkok yang saat ini sedang belajar di Negeri Panda Tiongkok. Kegiatan ini dilaksanakan pada pada hari Ahad 6 oktober 2024 dan dilakukan secara blended yaitu luring dan daring dan diikuti oleh puluhan santri.

Setelah dibuka MC, Nurlaela (mahasiswa S2 di CCNU Wuhan), acara ini dimulai dengan pembacaan ayat suci al Quran yang dibacakan secara merdu oleh anggota PCINU asal Aceh, Syarifah Uswatun M (mahasiswi S3 Central China Normal university Wuhan).

Promo

Kemudian dilanjutkan dengan beberapa sambutan sebelum dibacakannya maulidul Barzanji karangan Syaikh Ja’far ibn Hasan ibn Muhammad Al- Barzanji.

Program Tahunan

Katib Syuriah PCINU Tiongkok (2021-2023), Ahmad Syifa, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan peringatan maulid ini merupakan program tahunan PCINU Tiongkok yang sebenarnya telah dilaksanakan secara rutin setiap tahun.

Hal ini ditujukan untuk memperkuat silaturrahim antar sesama warga NU di Tiongkok dan menguatkan silaturruh dengan Nabi Muhammad SAW.

Menurut mahasiswa S3 di Beijing Institue of Technology ini, peringatan maulid juga bisa menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW yang diekspresikan dengan pembacaan pujian pujian, manakib dan shalawat kepada nabi Muhammad SAW.

Promo

Pada kesempatan ini, ia juga sangat berterima kasih kepada KBRI Beijing dalam hal ini Pak Lambang yang mendukung kegiatan ini. Ia juga menyatakan rasa syukur atas karunia dan rasa cinta yang mendalam kepada Rasulullah SAW di tengah masifnya degradasi moral yang melanda dunia saat ini.

Mewakili PCINU Tiongkok, Habibi Salim menyampaikan terima kasih kepada pihak KBRI Beijing atas dukungan yang diberikan untuk kegiatan maulid nabi Muhammad SAW tahun ini. Dia juga menekankan pentingnya ‘ukhuwah nahdiyyah’ sesama warga NU di Tiongkok.

Habibi Salim berharap, kegiatan maulid nabi ini bisa memperkuat ‘ukhuwah nahdiyyah’ untuk bisa menjadi wadah berkumpul dan bertukar kreatifitas warga NU di Tiongkok.

Pada kesempatan itu, Pengurus Badan Arbitrase Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (MUI Pusat) Kiai Ridwan Sukmana berkesempatan memberikan mauidhoh khasanah. Dalam materinya, ia menyampaikan beberapa hal terkait pentingnya generasi muda NU.

Pemahaman Islam Nusantara

Promo

Kiai Ridwan menegaskan, sebagai pewaris Islam Nusantara diharapkan mampu memahami sejarah Islam di Nusantara dan Asia yakni pada masa Rasulullah dengan mengutus Sayidina Ali bin Abi Thalib serta diutusnya Sa’ad bin Abi waqqash berdakwah ke Negeri Tirai Bambu.

Kiai Ridwan juga menggaris bawahi metode penyampaian Islam di masa Rasulullah dengan mengutus sahabat Ali ke Nusantara dengan metode dakwah pribumisasi Islam di Nusantara. Ia menyinggung, secara efektif mengintegraliasikan substansi nilai Islam ke dalam budaya masyarakat pada saat itu.

“Terutama nilai ketauhidan dan akhlaq serta syariat yang tegas dengan menggunakan bahasa lokal serta kultur asli Nusantara tanpa mengurangi nilai essentials Islam itu sendiri. Yaitu, dengan tidak merusak tatanan sosial dan kultur nusantara, “ungkapnya.

Lanjut Kiai Ridwan, dampaknya pada saat itu dikatakan bisa membawa kemajuan yang luar biasa terhadap kejayaan Nusantara. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya kerajaan Kalingga di Jawa Tengah dengan kemakmuran dan ketertiban masyarakatnya.

“Serta kejayaan kerjaan Majapahit yang berdiaspora meluas sampai belahan Asia dan Afrika bahkan sampai ke Amerika. Hal ini juga dipengaruhi oleh awal masuknya Islam di Nusantara, “bebernya.

Kiai Ridwan juga mengingatkan perlunya kesadaran sejarah peradaban Islam Nusantara yang unggul tersebut untuk dapat merumuskan langkah strategik generasi muda NU sebagai harapan tumpuan bangsa Indonesia.

Ia berharap, Islam di Asia Tenggara bisa menjadi tulang punggung kejayaan Islam dunia di akhir zaman. Hal ini yang bisa mewujudkan masyarakat adil makmur ‘baldatun thoyyibatun warabbun ghafuur”.

Di akhir pesannya, Kiai Ridwan juga mengingatkan dengan merayakan kegiatan maulid Nabi Muhammad SAW kita merenungkan kembali jejak Islam Nusantara yang unggul. Dikatakan, ini sebagai dasar pijakan untuk secara kolektif membangun kebangsaan tanpa merendahkan bangsa bangsa lain.

“Hidup berdampingan dalam kerjasama yang saling menguntungkan dan makmur bersama untuk mewujudkan dunia yang damai, adil, makmur serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia. Inilah perwujudan Islam sebagai “rahmatan lil aalaamiin”, “ujarnya.

Ia menekankan pentingnya sejarah sebagai dasar rekonstruksi bagi generasi muda NU untuk siap mengemban dan mengambil alih tugas kebangsaan demi kemakmuran Indonesia dan dunia pada umumnya. (Red)

 

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo