promo

Implementasi Kurikulum Merdeka untuk Asatidz Badko LPQ Kota Semarang

SUARAMUDA — Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (Badko LPQ) Kota Semarang menyelenggararakan pembinaan bagi para Asatidz dan Asatidzah yang terlibat dalam pendidikan Al-Qur’an di seluruh Kota Semarang.

Program ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kualitas pengajaran Al-Qur’an sekaligus merespons tuntutan pendidikan modern yang lebih adaptif dan berpusat pada pengembangan karakter santri.

Pembinaan ini dilaksanakan di Kantor Sekretariat Badko LPQ Kota Semarang Jl. Dewi Sartika Timu XIVc Sukorejo Gunungpati pada Jumat, 27 September 2024 dan diikuti oleh lebih dari 350 peserta baik offline maupun online yang terdiri dari Asatidz dan Asatidzah dari berbagai LPQ yang tersebar di seluruh wilayah Kota Semarang.

Kurikulum Merdeka sebagai Pendekatan

Promo

Program ini disusun sebagai bentuk dukungan penuh terhadap kebijakan pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang memperkenalkan Kurikulum Merdeka sebagai pendekatan baru dalam sistem pendidikan Indonesia.

Kurikulum Merdeka dikenal sebagai pendekatan yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Dalam penerapannya, kurikulum ini memungkinkan para pengajar untuk menyesuaikan metode dan strategi pengajaran sesuai dengan karakter dan potensi santri.

Ketua 1 Badko LPQ Kota Semarang KH. Ahmad Dimyati, S.Ag menekankan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka dalam pendidikan Al-Qur’an akan memberikan dampak yang positif dalam menciptakan santri yang tidak hanya memiliki kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an, tetapi juga memiliki kecakapan hidup yang relevan dengan perkembangan zaman.

“Ini yang menjadi tanggungjawab bersama, tidak hanya kurikulum yang harus dikuasai tetapi Asatidz/ah harus pinter (penguasaan ilmu) jauh lebih penting akhlak dalam aktitifitas pembelajaran santri akan melihat ahklaq guru baru ilmunya diambil, tentunya, pembinaan ini menjadi sarana peningkatan diri menjadi lebih baik, “jelasnya.

Promo

Sekretaris LP Ma’arif NU Jateng, Dr. Muhammad Ahsanul Husna, M.Pd dalam materi pembinaannya menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka membuka kesempatan bagi para Asatidz untuk mengembangkan potensi santri lebih komprehensif.

“Selain aspek kognitif yang terkait dengan hafalan dan pemahaman Al-Qur’an, kita juga akan lebih fokus pada pengembangan karakter, kreativitas, serta kecakapan berpikir kritis,” jelas Dr. Ahsan, panggilan akrabnya.

Menurutnya, perubahan ini penting untuk menghadapi tantangan globalisasi yang semakin dinamis, di mana generasi muda tidak hanya perlu memahami agama secara mendalam, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang relevan dan kontekstual.

“Merdeka belajar bertujuan untuk mentranformasikan layanan pendidikan yang berdampak pada kualitas hasil belajar, fokus utama pembinanan implementasi Kurikulum Merdeka adalah membagikan wawasan tentang bagaimana LPQ dapat mengadopsi Kurikulum Merdeka secara tepat tanpa mengesampingkan aspek spiritual dan pendidikan agama, “tambah Dr. Ahsan.

Ahsan menambahkan, fokus utama dari pembinanan ini adalah memeberikan masukan kepada para Asatidz dalam penyusunan Rencana Pembelajaran yang fleksibel. Hal itu lantaran Kurikulum Merdeka menuntut adanya penyusunan rencana pembelajaran yang lebih fleksibel, yang mampu menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing santri.

“Oleh karena itu, dalam pembinaan ini, Asatidz diberikan pemahaman tentang bagaimana menyusun rencana pembelajaran yang berbasis pada asesmen diagnostik, di mana setiap santri akan dipetakan berdasarkan tingkat kemampuan dan minat mereka, ” ujarnya.

Selain pengajaran, para Asatidz juga dibekali keterampilan dalam melakukan evaluasi yang lebih komprehensif. Evaluasi tidak hanya dilihat dari sisi pencapaian akademis, tetapi juga dari perkembangan karakter dan keterampilan hidup santri.

“Evaluasi formatif dan sumatif yang berbasis pada umpan balik juga menjadi bagian penting dari kurikulum ini. Hal ini diharapkan dapat memudahkan para Asatidz dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru dalam kegiatan belajar mengajar di LPQ masing-masing, ” lanjut Ahsan, yang juga dosen pada Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) itu.

Ahsan juga menekankan, penerapan Kurikulum Merdeka di lingkungan LPQ merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur’an di era modern. Dukungan dari masyarakat, khususnya para wali santri, juga sangat besar. Ia mengatakan, banyak orang tua yang berharap Kurikulum Merdeka ini dapat memberikan pendekatan yang lebih humanis dan menyeluruh dalam pembelajaran Al-Qur’an.

“Mereka menyambut baik pembinaan ini sebagai upaya peningkatan kualitas pengajaran di LPQ.
Dengan terselenggaranya pembinaan ini, Badko LPQ Kota Semarang berharap agar para Asatidz mampu membawa perubahan signifikan dalam metode pengajaran di LPQ, ” ungkap kader muda NU Jateng yang juga Wakil Dekan FAI Unwahas itu.

Implementasi Kurikulum Merdeka diyakini akan menciptakan generasi Qur’ani yang tidak hanya cerdas secara spiritual, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan dunia modern. (Red)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo