suaramuda

Kota Terdingin di Dunia Adalah Yakutsk dan Oymyakon, Suhunya sampai Minus 71 Derajat!

SUARAMUDA – Sebagai negara tropis, mungkin di Indonesia tak banyak dijumpai wilayah/ kota yang benar-benar dingin. Sehingga kita tak mengenal musim gugur, atau bahkan musim dingin.

Tapi di belahan bumi bagian Rusia, Yakutsk bisa dinobatkan kota terdingin, bahkan paling dingin di dunia. Kota Yakutsk terletak di Siberia, yakni salah satu wilayah terdingin dan paling jarang penduduknya di dunia.

Wilayah itu dihuni sekitar 336.200 orang dan banyak di antaranya bekerja untuk Alrosa, sebuah perusahaan yang menjalankan tambang berlian di kota tersebut.

Suhu di Kota Yakutsk sudah mencapai minus 60 derajat Celcius. Namun beberapa penduduk bersikeras bahwa mereka pernah mengalami hari-hari yang jauh lebih dingin.

suaramuda

Meski demikian, mereka tidak dapat memastikannya karena termometer hanya menunjukkan suhu minus 63 derajat Celcius.

Wow, suhu rata-rata 7,5 derajat celcius

Menurut Climate Data, Yakutsk memiliki suhu tahunan rata-rata minus 7,5 derajat Celcius. Suhu di Yakutsk bisa berada di bawah 0 derajat Celcius selama enam bulan dalam setahun.

Kendati sangat ‘menggigil’, kematian akibat cuaca dingin tidak terlalu berdampak pada kota ini. Sebuah studi yang dipublikasikan di BMJ menunjukkan angka kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan flu tidak meningkat di Yakutsk seiring turunnya suhu. Umumnya warga mengenakan pakaian yang sangat hangat dan tetap berada di dalam rumah.

Selain Yakutsk, kota terdingin lainnya adalah Oymyakon. Kota itu dihuni penduduk yang lebih sedikit, yakni hanya sekitar 500 orang. Tetapi kota itu mempunyai suhu yang lebih dingin, mencapai suhu beku minus 71,2 derajat Celcius pada tahun 1924.

Jarak yang cukup jauh

Kota Yakutsk dan Oymyakon tidaklah berdekatan. Kedua kota itu dipisahkan jarak sejauh 928 kilometer dan memakan waktu sekitar 21 jam. Namun kedua kota itu benar-benar sangat dingin karena kombinasi garis lintang yang tinggi dan daratan yang luas.

Suhu global yang ekstrim, baik tinggi maupun rendah, cenderung terjadi di benua karena daratan memanas dan mendingin lebih cepat dibandingkan lautan.

Dalam kasus Siberia, lapisan salju dan es juga berperan karena membantu menjaga wilayah tersebut tetap sejuk dengan memantulkan kembali radiasi Matahari yang masuk ke luar angkasa.

Kombinasi faktor-faktor ini menyebabkan terciptanya zona tekanan tinggi semi permanen yang besar di Siberia pada musim dingin, yang dikenal sebagai “Siberian High”. (***)

Redaksi Suara Muda, Saatnya Semangat Kita, Spirit Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Promo